Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Safety Car, Medical Car, dan Zero Car di Arena Balap?

Kompas.com - 22/01/2022, 06:33 WIB
Kompasianer Andre G. Lolong,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

KOMPAS.com - Saat menonton balapan Formula 1, MotoGP, Touring Eropa atau One Make Race, kita sering melihat Safety Car, Medical Car dan Zero Car di sirkuit.

Sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah-istilah kendaraan yang mendampingi peserta balapan itu. 

Artikel ini akan mengulas lebih dalam apa itu Safety Car, Medical Car dan Zero Car

Apa itu Safety Car?

Safety Car atau juga bisa disebut Pace Car, adalah mobil dengan homologasi yang diperuntukkan penggunaan di jalan raya yang dimodifikasi khusus sesuai regulasi Federal International le' Automobile (FIA).

Safety Car bertugas untuk menetralisir jalannya lomba jika sedang ada keadaan darurat, seperti kecelakaan, cuaca hujan dan sebagainya.

Baca juga: Driver Safety Car WSBK Sebut Sirkuit Mandalika Aman dan Kencang

Safety Car mengambil posisi terdepan dan membatasi kecepatan para mobil balap yang sedang berlaga, agar para petugas dapat membersihkan puing, menolong driver yang terluka dengan aman.

Dalam setiap panggung balap di dunia tak terkecuali di Indonesia, adanya Safety Car merupakan bagian dari peraturan resmi yang dikeluarkan FIA sejak tahun 1993.

Masing-masing cabang Motorsport mempunyai Safety Car berbeda. Mobil beserta spesifikasinya tentu saja disesuaikan dengan karakter dari Balapan itu sendiri.

Balapan single seater Formula 1 dan World Endurance Racing (WEC) tentu saja harus diimbangi dengan Safety Car yang kencang seperti Mercedes-AMG GT R dan Porsche 911 Turbo.

Sementara Formula 3 masih cukup dengan Safety Car BMW M2. Bahkan British F3 tahun 2012 pernah punya Safety Car Nissan Juke.

Awal mula kehadiran Safety Car

Berikut cerita singkat timeline kehadiran Safety Car di Balapan Formula 1:

Safety Car pertama kali beraksi di Canadian GP pada tahun 1973. Siang itu rentetan kecelakaan yang terjadi memaksa panitia untuk mentralisir lomba dengan menurunkan sebuah Porsche 914.

Sayangnya hal itu malah membingungkan semua orang karena Safety Car memimpin lomba dari posisi yang salah. Di tahun 1976 Porsche kembali menjadi Safety Car.

Di era 80-an yaitu di Monaco GP tahun 1981-1983 Lamborghini Countach mendapat kehormatan berkontribusi di Balap F1.

Pada tahun 1989-1993 Mesin Lamborghini V12 menjadi dapur pacu beberapa Team F1 seperti Ligier, Lotus, Lola dan lainnya, namun tak dapat menghantarkan mereka menjadi juara.

Safety Car resmi menjadi bagian dari Sirkus F1 pada tahun 1993: Fiat Tempra 16V, sedan keluarga dengan versi yang dilengkapi Turbo.

Ini membuktikan bahwa nama Fiat tidak hanya menempel pada badan Ferrari F1 namun juga mampu berkontribusi di ajang Balap single seater tersebut.

Pada GP San Marino 1994 yang terkenal, Opel Vectra yang menjadi Safety Car menjadi bulan-bulanan Ayrton Senna dan para pembalap lain.

Karena, mobil sangat lambat dan tak mampu mengimbangi keganasan mesin V10 dari dua puluh mobil F1 yang berlaga saat itu.

Pada lomba 1 Mei 1994, Safety Car terpaksa turun memimpin karena terjadi kecelakaan di barisan belakang pada Lap pembuka.

Opel Vectra Turbo yang seyogyanya dapat dipacu hingga 245 kph itu malah mengalami masalah pada rem hingga harus berjalan lebih lambat.

Ini menyebabkan para para mobil F1 kehilangan grip akibat turunnya temperature ban.

Sebagai tuan rumah; Honda Prelude menjadi Safety car di Japanese GP Suzuka tahun 1994.

Di Belgian GP 1995 giliran Porsche 911 GT2 menjadi Safety Car. Porsche is back!
Tahun 1996 Mercedes-Benz ditunjuk oleh FIA sebagai penyedia tunggal Safety Car di panggung F1 hingga kini.

Dengan bergabungnya Safety Car dalam suatu balapan, sebenarnya mampu mengubah situasi menjadi tidak terprediksi.

Halaman:
Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com