Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Minta Masyarakat Global Tak Anggap Remeh Omicron

Kompas.com - 09/01/2022, 20:15 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Merebaknya kasus infeksi virus Corona varian Omicron di sejumlah negara, termasuk Indonesia, membuktikan cepatnya penularan varian baru tersebut.

Sejak pertama kali ditemukan di wilayah Afrika Selatan, varian Omicron memang disebut lebih cepat menyebar dibandingkan Covid-19 varian Delta walaupun tidak menimbulkan gejala yang lebih parah.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kepada masyarakat untuk tidak menganggap remeh varian B.1.1.529 atau Omicron.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (7/1/2022), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, infeksi Covid-19 akibat varian Omicron tidak boleh dikategorikan sebagai penyakit ringan.

"Meskipun (gejala infeksi) Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan varian Delta, terutama pada mereka yang telah vaksinasi, tidak berarti dapat dikategorikan ringan," ujar Tedros.

Baca juga: Alasan WHO Sebut Omicron Bukan Penyakit Ringan

"Sama seperti varian sebelumnya, varian Omicron bisa membuat orang dirawat di rumah sakit dan membunuh manusia," imbuhnya.

Dilansir dari Reuters melalui KOMPAS.com, Tedros pun memperingatkan potensi "tsunami" Covid-19 akibat melonjaknya infeksi varian Omicron dan Delta secara global.

Dia menambahkan, jika hal itu terjadi, sistem perawatan kesehatan di banyak negara dapat kewalahan.

Sementara itu, pimpinan WHO untuk manajemen klinis, Janet Diaz mengungkapkan, studi awal menunjukkan bahwa risiko rawat inap akibat infeksi Omicron lebih rendah dibandingkan dengan infeksi varian Delta.

Dia menyebut, varian Omicron tampaknya tidak menyebabkan gejala parah bagi masyarakat kelompok usia muda dan dewasa.

Baca juga: WHO: Gejala Ringan Omicron Tak Ringan, Apa Saja Upaya Indonesia?

Akan tetapi, laporan yang ada saat ini tidak merinci secara lengkap tentang studi dan usia pasien yang dianalisis.

Selain itu, gejala infeksi Omicron pada kelompok usia tua masih belum diketahui hingga kini, sebab penelitian masih fokus terhadap Infeksi yang dialami kelompok usia muda.

Oleh sebab itu, Tedros kembali menyerukan kesetaraan distribusi dan akses vaksin Covid-19 bagi seluruh negara.

"Berdasarkan tingkat vaksinasi saat ini, 109 negara tidak mencapai target WHO yaitu 70 persen populasi dunia divaksinasi penuh pada Juli 2021," ungkap Tedros.

Menurut Tedros, jumlah target tersebut dapat mengakhiri pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun.

Baca juga: Muncul Penyakit Misterius yang Tewaskan Hampir 100 Orang di Sudan, WHO Lakukan Penyelidikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com