Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mengapa Pasien Omicron Terbanyak Setelah Liburan dari Turki

Kompas.com - 02/01/2022, 17:47 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali mengumumkan tambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia sebanyak 68 orang. Dengan pertambahan kasus tersebut, maka saat ini total pasien Omicron menjadi 136 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa kasus Omicron bertambah menjadi 68 kasus baru dan ke semuanya merupakan pelaku perjalanan internasional, di mana 11 orang di antaranya adalah warga negara asing (WNA).

“Semua kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” ujar Nadia, dikutip dari laman Kemenkes RI, Sabtu (1/1/2022).

Kemudian, Nadia berkata dari 68 kasus varian Omicron di Indonesia yang baru terkonfirmasi tersebut, 29 orang tidak bergejala, sebanyak 29 orang bergejala ringan, satu orang bergejala sedang, serta 9 orang lainnya tanpa keterangan.

Baca juga: Cek 5 Karakteristik Omicron, Epidemiolog Unair Sarankan Hal Ini

Paling banyak turis Indonesia dari Turki

Dari 68 orang tersebut, kasus varian Omicron di Indonesia, lebih banyak kasus impor yang berasal dari Turki dan Arab Saudi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam diskusi daring, Kamis (30/12/2021).

Maxi memaparkan, banyaknya kasus Omicron di Indonesia yang berasal dari Turki disebabkan karena telah dibukanya sektor pariwisata.

Terlebih saat ini, di tengah tingginya penemuan kasus penularan varian Omicron dari berbagai negara, Turki tidak memberlakukan aturan karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

"Jadi begitu kami cek ternyata Turki sekarang itu bebas membuka pariwisata, dan perekonomian. Dia tidak ada karantina (cegah kasus penularan varian Omicron) di sana. Makanya, orang Indonesia berlomba-lomba ke sana," ujar Maxi.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Pelayanan Kegawatdaruratan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, Asral Hasan juga menyebut 29 persen kasus Omicron di Indonesia merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari Turki.

Baca juga: Kemenkes Imbau WNI Stop Dulu Bepergian ke Negara-negara dengan Transmisi Covid-19 yang Tinggi, Ada Turki

Masyarakat diimbau menahan liburan ke luar negeri

Terkait banyaknya kasus varian Omicron yang berasal dari Turki dan Arab Saudi, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk menahan bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi meminta kepada masyarakat untuk menunda perjalanan ke dua negara itu.

“Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan Covid-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerjasama melindungi orang terdekat kita dari tertular Covid-19. Mari kita menahan diri," paparnya.

Dari total 136 kasus di Indonesia, kasus varian Omicron ini berasal dari pelaku perjalan luar negeri dari Inggris, UEA, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Malawi, Republik Kongo, Spanyol, USA, Kenya, Korea, Mesir, serta Nigeria.

Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia Mayoritas Berasal dari Turki, Apa Penyebabnya?

Nadia mengungkapkan, pemerintah akan terus melakukan pengetatan pintu masuk negara, terutama di perbatasan laut dan darat.

"Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara," imbuhnya.

Dia juga meminta masyarakat untuk mengurangi mobilitas serta disiplin melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Zintan Prihatini | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com