Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bupati Jember Bangun Club House Lapangan Golf yang Menuai Polemik

Kompas.com - 13/11/2021, 08:15 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Bupati Jember Hendy Siswanto menjelaskan alasan Pemerintah Kabupaten Jember membangun club house lapangan golf dengan anggaran Rp 5 miliar.

Pemerintah berencana membangun lapangan golf tersebut di Desa Glantangan, Kecamatan Tampurejo, Jember.

Bupati mengatakan, lapangan golf tersebut menjadi sebuah kebanggan bagi Jember. Sebab, tidak semua kabupaten memiliki salah satu cabang olahraga tersebut.

Menurut Hendy, lapangan golf akan sangat bermanfaat untuk membentuk atlet cabang golf, sarana olahraga dan wisata.

Baca juga: Anggaran Rp 5 Miliar untuk Sarana Golf yang Bikin DPRD Jember Tak Habis Pikir

Ia juga berharap lapangan tersebut bisa meningkatkan investasi di Jember.

"Serta menimbulkan multiplier effect pada sektor lainnya," kata Hendy dilansir Kompas.com.

Oleh karena itu, Bupati menilai dengan banyaknya manafaat tadi, maka pihaknya merasa wajib untuk mengembangkan lapangan golf.

Menuai polemik

Namun rencana tersebut menuai polemik. Anggota DPRD Jamber dari Farksi Gabungan PAN, Demokrat, dan Golkar, Nyoman Aribowo menilai, anggaran Rp 5 miliar untuk sarana lapangan golf tersebut terbilang fantastis.

"Saya tidak habis pikir, apa latar belakang sampai Pemkab mengalokasikan Rp 5 M ke golf," kata Aribowo, Jumat (12/11/2021).

Apalagi, kata Aribowo, lapangan golf itu milik PTPN XII yang semestinya bisa dikembangkan sendiri oleh perusahaan BUMN tersebut.

Ia mengatakan, agar pemerintah bisa menarik investor ke Jember, beberapa hal yang harus dilakukan oleh Pemkab Jember.

Hal pertama adalah membenahi birokrasi perizinan. Proses perizinan usaha harus dipercepat. Kedua perhatikan keberlanjutan usaha, kenyamanan dan keamanan bisnis. Lalu hal ketga adalah harus adanya dukunga warga terhadap investasi.

"Jadi, benahi dulu birokrasinya, iklim ekonomi dibuat menarik agar investor datang," tandas Aribowo.

Namun terkait lapangan golf yang disebut untuk menarik investasi, ia menilai alasannya terlalu dipaksakan.

"Saya menilai ini agak dipaksakan, tidak ada landasan mendasar," tandas Aribowo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com