Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Baim Wong dan Kakek Suhud, Pakar: Permainan Dramaturgi Sosial

Kompas.com - 16/10/2021, 08:41 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Belum usai warganet memperbincangkan video Baim Wong yang memarahi Kakek Suhud karena membuntutinya, dunia maya kembali riuh menyaksikan kelanjutannya.

Sebelumnya, perilaku Baim Wong itu turut memancing reaksi Nikita Mirzani. Ia membuat postingan di Instagram menyindir seseorang yang munafik dan membuat konten palsu dengan membagi-bagikan uang. 

Bahkan, meski Baim Wong telah meminta maaf kepada Kakek Suhud, berbagai tanggapan netizen terus bermunculan di media sosial.

Dalam kacamata sosiologi, fenomena ini sebetulnya adalah peristiwa yang wajar.

Hanya saja, menjadi menarik karena berada di ranah media sosial.

Baca juga: Baim Wong dan Kakek Suhud Berdamai dan Saling Memaafkan

Komodifikasi kemiskinan Baim Wong

Sosiolog Universitas Gadjah Mada, AB Widyanta, menyebutnya sebagai permainan komodifikasi yang dilakoni oleh para selebriti ini.

Kegaduhan Baim Wong vs Nikita Mirzani dan hujatan atas sikap Baim terhadap Kakek Suhud ini tak terlepas dari bagaimana selama ini Baim mencitrakan dirinya di media sosial.

"Saya memandang kasus ini sebagai teori dramaturgi sosial. Maksudnya, teori ini mengacu antara latar depan atau front stage dan latar belakang yakni back stage," kata Widyanta saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/10/2021).

Persoalan ini adalah soal interaksionisme simbolik, yakni interaksi yang dalam perjumpaan langsung.

Lalu secara simbolik membaca seluruh konteks yang dihadapi di depannya, yang kemudian menyebabkan interaksi timbal balik antar keduanya.

Seperti diketahui, berbagai konten yang dibuat Baim Wong dalam channel YouTube miliknya selalu menampilkan bagaimana ayah Kiano Tiger Wong itu memberikan uang dan membantu orang tidak mampu. Ini merupakan level front stage dari Baim Wong.

Namun, ketika Baim Wong menegur Kakek Suhud dalam video yang ditampilkan, ia sedang dalam kehidupan kesehariannya atau sedang berada pada level back stage atau latar belakang.

Baca juga: Kasus Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani, Begini Sosiolog Menilainya

"Dia sedang tidak berada di dunia media sosial untuk memanggungkan dirinya", kata Widyanta.

"Tetapi di sisi lain, karena Baim Wong juga tampil sebagai front stage dengan media sosialnya, yang terbiasa menjadikan orang-orang miskin untuk diberi (uang) secara terus menerus, ia telah memposisikan dirinya sebagai dermawan. Itu panggung depannya," jelas Widyanta.

Dalam aspek sosiologis, apa yang dilakukan Baim Wong adalah bentuk komodifikasi kemiskinan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com