Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utilitarianisme Debat Capres

Kompas.com - 19/12/2023, 21:14 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

UTILITARIANISME merupakan aliran pemikiran yang meyakini tindakan-tindakan yang dapat dikatakan sebagai baik adalah yang dianggap memberikan manfaat dan menguntungkan.

Berdasar tafsir subyektif, saya menganggap utilitarianisme bersifat nisbi akibat apa yang disebut sebagai “manfaat” dan “menguntungkan” memang nisbi terkait langsung pada subyek yang menilai manfaat obyek serta menguntungkan siapa.

Para pemikir aliran utilitarianisme prakarsa Jeremy Bentham lazimnya gemar membahas apa saja berdasar apa yang disebut sebagai manfaat. Termasuk manfaat debat capres.

Ada tiga manfaat acara debat capres, yaitu manfaat politis, edukasi dan komersial.

Mengenai manfaat politis acara debat capres yang kini sudah melazim sebagai acara wajib menjelang pilpres dapat diperdebatkan tanpa henti sampai akhir zaman.

Pihak-pihak yang capres-nya kalah debat wajar menganggap debat capres tiada manfaat.

Juga manfaat edukasi terhadap publik bisa diperdebatkan sampai mulut berbuih, sebab tergantung mutu akhlak serta daya-ungkap para capres-cawapres yang berdebat.

Namun dapat disepakati bahwa acara debat capres memiliki manfaat komersial sebagai komoditas produk sudah melekat pada industri hiburan potensial menghadirkan profit cukup berlimpah bagi stasiun televisi, perusahaan periklanan, para ilmuwan politik, para pembawa acara, para pesorak berbayar.

Secara marketing dan bisnis jelas bahwa acara debat capres-cawapres merupakan komoditas produk industri hiburan setara pertandingan tinju atau Piala Dunia sepakbola yang sangat laris-manis, maka bermanfaat demi menggerakkan mekanisme perputaran uang ekonomi nasional maupun menghibur masyarakat yang haus hiburan.

Juga sudah menjadi rahasia umum bahwa debat capres potensial bahan taruhan di pasar gelap, sementara perjudian secara konstitusional masih dilarang di persada Nusantara masa kini.

Namun terus terang secara subyektif, saya pribadi merasa kurang nyaman, bahkan iba menyaksikan bagaimana enam putra terbaik Indonesia seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka secara komersial dieksploitasi habis-habisan tanpa honor sesenpun oleh industri hiburan.

Pada hakikatnya acara debat capres sebagai produk industri hiburan sekadar demi memuaskan naluri agresif dan nafsu sadisme para penonton, menurut pendapat saya sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan tidak terlalu selaras makna luhur yang terkandung di dalam sila ke dua Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Fakta membuktikan begitu banyak politisi mahir berdebat hanya demi mengobral janji muluk-muluk pada masa kampanye, namun setelah berkuasa langsung menderita amnesia hingga lupa terhadap janji-janjinya.

Sebenarnya yang benar-benar dibutuhkan oleh rakyat bukan pemimpin yang pintar bersilat lidah demi piawai berdebat apalagi obral janji, namun seorang pemimpin yang benar-benar tulus ikhlas sepi ing pamrih, rame ing gawe mengabdikan diri kepada negara, bangsa dan rakyat Indonesia. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024, Bagaimana dengan PDI-P?

Tren
7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

7 Gejala Chikungunya yang Perlu Diwaspadai, Termasuk Demam dan Nyeri Sendi

Tren
4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

4 Suplemen yang Dapat Membahayakan Jantung, Salah Satunya Ekstrak Bawang Putih

Tren
Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Banyak Aturan Ditunda Usai Tuai Penolakan, Pemerintah Dinilai Sembrono dalam Membuat Kebijakan

Tren
Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Apa Indikator Orang Gemuk Disebut Obesitas? Simak Tandanya Berikut Ini

Tren
Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Duduk Perkara Anak Angelina Jolie-Brad Pitt Ingin Hapus Nama Keluarga dari Sang Ayah

Tren
Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Selawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com