Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Musik dan Fisika

Kompas.com - 10/06/2023, 06:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUSIK dan matematika memiliki keterkaitan, sudah lama saya menyadarinya. Namun bahwa fisika dan musik juga memiliki keterkaitan terus terang semula saya tidak menyadarinya.

Baru setelah saya mulai sedikit mempelajari apa yang disebut sebagai kesadaran, saya mulai sadar bahwa fisika jelas memiliki keterkaitan dengan musik karena musik memiliki keterkaitan lekat dengan kesadaran indra dengar manusia.

Secara obyektif musik yang berada di luar kesadaran manusia selama musik tidak diperdengarkan dan/atau didengar oleh telinga manusia, maka masih diragukan apakah musik eksis atau tidak eksis.

Akibat daya indra dengar manusia terbatas pada frekuensi gelombang suara tertentu, maka suara termasuk musik dengan frekuensi gelombang suara berada di luar ambang batas daya dengar manusia bisa dianggap tidak eksis bagi manusia.

Anjing saya Ceko bisa mendengar suara dengan frekuensi di atas ambang batas daya dengar saya apalagi telinga Ceko bisa digerakkan ke arah dari mana suara berasal sebagai pengeras daya dengar Ceko terhadap suara.

Saya juga bisa mempelajarai korelasi fisika dan musik melalui teori musica universalis alias music sfera yang digagas oleh Pythagoras.

Ilmu akustik juga mengakrabkan fisika dan matematika seperti yang bisa kita dengar di lima ruang teater yang berada di dalam gedung Sydney Opera House yang dianggap sebagai gedung kesenian dengan akustik terbaik di dunia.

Pada masa studi musik di Jerman, saya sempat melakukan peneltian terhadap akustik basilika Santo Markus di Venezia didesain khusus untuk pergelaran musik polifonik dengan dua kelompok paduan suara terbelah khas Venezia yang disebut sebagai chori spezzati.

Mahakarya musik yang menggunakan teknik Venetian Polychoral antara lain adalah Salmi spezzati oleh Adrian Willaert, Psalmi Davidici oleh Andrea Gabrielli dan Psalmen Davids oleh Heindrich Schuetz, Symphonias sacrae in Ecclesiis oleh Andrea dan Giovanni Gabrieli serta Zefiro torna gubahan Claudio Monteverdi.

Menakjubkan sainfikasi tata akustik di dalam basilika Santo Markus Venezia yang dikonstruksi pada abad XV mampu mengolah gema sedemikian asri berbaur dengan suara musik sehingga terdengar oleh hadirin seolah terlambat rata-rata dua detik dari suara aslinya.

Suatu keajaiban akustik yang hanya bisa diperoleh maupun dihadirkan dengan kesadaran atas keterkaitan ilmu fisika dengan musik.

Pada apa yang disebut sebagai dinding berbisik yang berada di dalam Katedral St Paul London serta mausoleum Gol Gumbaz di Bijapur, India serta dinding gema di Kuil Surga, Beijing dijumpai fakta tak terbantahkan tentang keterkaitan fisika dengan suara termasuk musik.

Dinding Berbisik terkonstruksi dalam bentuk melingkar bulat maupun elipsoid memungkinkan komunikasi secara berbisik bisa dilakukan di dalam lingkaran dari satu sisi ke sisi lain.

Dinding berbisik bisa juga hadir dalam bentuk telur seperti di Golghar Granary, Bankopore bahkan iregular bentuk galeri berdinding mulus di dalam gua seperti Telinga Dionisius di Syracuse.

Jenis musik abad XX yang disebut sebagai concrete music Pierre Schaefer serta elektronische musik yang dipelopori oleh Karlheinz Stockhausen mustahil digarap tanpa penguasaan atas ilmu fisika.

Demikian pula alat-alat musik eletronik mulai dari syntheziser, DJ equipment, mesin perkusi, electronic keyboard, alat musik tiup elektronik, gitar listrik, biolin listrik, amplifier. MIDI, Quintephone, sampai Theremin et cetera merupakan bukti tak terbantahkan bahwa fisika dan musik secara saling langsung terkait.

Bahkan alat musik gesek, tiup, gamitan, petik, perkusi akustik pada hakikatnya dibentuk dengan perhitungan fisikal terhadap badan resonansi setiap alat musik termasuk alat musik gamelan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com