Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu ADHD, Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya?

Kompas.com - 07/06/2023, 08:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah unggahan video yang menyebutkan mengenai perilaku "ADHD", viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok ini pada Jumat (2/6/2023).

Unggahan merekam kegiatan seseorang sedang berdiam namun tangannya tidak bisa diam serta saat berjalan dirinya tidak fokus untuk berjalan. Sehingga seseorang itu menendang batu atau menyenggol daun dari pohon yang dilewatinya.

Perilaku tersebut diklaim sebagai perilaku saat terkena ADHD. 

@mahasiswamalas7 Bagian 63: siapa yang kek gini????#relatable ? d?wi?k oryginalny - Daniel

Hingga Selasa (6/6/2023), unggahan itu sudah disukai lebih dari 681.100 kali dan mendapatkan lebih dari 11.100 komentar warganet.

Lalu apa itu ADHD

Baca juga: Ramai soal Kebiasaan Mengopek Kuku Tangan, Benarkah Tanda dari Gangguan Kecemasan? Ini Kata Psikolog

Penjelasan psikolog

Dosen psikolog Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, ADHD merupakan singkatan Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. 

Ia juga mengatakan, ADHD adalah kondisi gangguan mental pada seseorang yang akan mengalami kesulitan untuk fokus pada suatu hal dan tidak bisa berdiam diri.

Kondisi menurutnya biasanya muncul sejak kanak-kanak dan bisa diderita sampai dewasa. 

Dikutip dari Siloam, gangguan ADHD ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

  • Dominan inatentif: pengidap ADHD kelompok ini akan kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatiannya terhadap satu hal.
  • Dominan hiperaktif-impulsif: pengidap ADHD kelompok ini akan bertindak hiperaktif dan impulsif (berbuat tanpa memikirkan dampaknya).
  • Kombinasi inatentif dan hiperaktif-impulsif: merupakan gabungan dari dua kelompok ADHD lainnya.

Penyebab ADHD

Ratna mengatakan, penyebab munculnya ADHD bisa bermacam-macam, terlebih jika seseorang mempunyai faktor risiko ADHD seperti genetik .

“Faktor genetik sebagai faktor risiko, karena mempunyai garis keturunan yang memang menderita ADHD,” kata Ratna kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2023).

Berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya ADHD: 

  • Faktor genetik
  • Cedera otak
  • Kelahiran prematur
  • Berat badan bayi baru lahir yang rendah
  • Paparan zat kimia, seperti timah, ketika sang ibu dalam masa kehamilan
  • Kebiasaan merokok serta mengonsumsi alkohol berlebih ketika sang ibu dalam masa kehamilan
  • Kurangnya perhatian orang tua. 

Baca juga: Ramai soal Kebiasaan Bicara Sendiri Dikaitkan dengan Tanda Gangguan Mental dan Orang Cerdas, Benarkah? Ini Kata Psikolog

Gejala ADHD

Ratna mengatakan, banyak gejala yang dapat dilihat melalui perilakunya yang dibagi menjadi dua yakni gejala kurang perhatian dan hiperaktif.

Gejala kurang perhatian seperti:

  • Harus dipanggil beberapa kali sampai bisa merespons
  • Perhatiannya mudah teralihkan sehingga tidak mampu mempertahankan perhatiannya dalam jangka waktu tertentu pada normalnya
  • Tidak bisa fokus dalam menerima pelajaran, terlebih jika lingkungannya ada gangguan berupa suara atau lainnya
  • Senang menginterupsi obrolan orang lain
  • Sering tidak mengikuti instruksi.

Gejala hiperaktif antara lain:

  • Muncul perilaku impulsif ketika tidak bisa menahan dirinya untuk lebih bersabar
  • Tidak bisa berdiam diri
  • Melakukan sesuatu yang berlebihan
  • Berbicara berlebihan
  • Sering gelisah.

Baca juga: Ramai soal Transable, Apakah Kondisi Ini Termasuk Gangguan Mental?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com