Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Iregularitas Kata Plural Bahasa Inggris

Kompas.com - 26/05/2023, 17:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGAI warga Indonesia saya sempat bangga atas bahasa Indonesia yang (pernah) unik dalam menggabungkan matematika dengan bahasa khusus pada kata-kata plural.

Sampai pada tahun 50-an abad XX, bahasa Indonesia sempat kreatif menggunakan angka 2 pada kata yang dipluralkan, semisal "kata" menjadi "kata2". Sayang keunikan bahasa beraroma matematikal itu kini sudah tiada.

Menurut pendapat saya, penggunaan angka 2 demi mempluralkan kata di samping matematikal juga sangat praktis dalam menghemat kertas pada bahasa tulisan.

Misalnya, kalimat panjang “Pembicara-pembicara yang memiliki perbendaharaan-perbendaharaan kalimat-kalimat bijaksana-bijaksana pada muktamar-muktamar penting-penting” bisa ditulis secara jauh lebih singkat jika menggunakan sistem plural dengan angka 2 menjadi “Bapak2 yang memiliki perbendaharaan2 kalimat2 bijaksana2 pada muktamar2 penting2“.

Cukup banyak filolog maupun matematikawan/wati Inggris kagum atas kematematikalan kata plural bahasa Indonesia yang sama sekali tidak dimiliki bahasa Inggris.

Memang harus diakui sistem plural bahasa Inggris bersifat lebih tidak matematikal ketimbang bahasa Indonesia sebab bahasa Inggris tidak menggunakan angka 2, namun bahkan memiliki sistem kata plural yang membedakan diri dengan kata singular secara inkonsekuen serta inkonsisten maka irregular alias tidak baku.

Alih-alih angka 2, bahasa Inggris mempluralkan kata singular dengan tambahan huruf s langsung di belakang kata tunggal seperti boy pluralnya menjadi boys, girl-girls, chair-chairs, desk-desks, tree-trees, ball-balls dan lain sebagainya.

So far so good namun sungguh absurd bahwa man pluralnya bukan mans tetapi men, woman bukan womans tapi women, child bukan childs tapi children, foot bukan foots tapi feet, goose bukan gooses tapi geese.

Knive bukan knives tapi knifes, leaf bukan leafs tapi leaves, cat memang cats dan dog memang dogs, tetapi mouse bukan mouses tapi mice, person bukan persons tapi people, half bukan halfs tapi halves, medium bukan mediums tapi media, quanta bukan quantas tapi quantum, wife bukan wifes tapi wives, sementara husband-husbands meski pluralisasi index menjadi indices.

Dan masih banyak lagi iregularitas kata-kata plural bahasa Inggris dengan alasan maupun tanpa alasan tertentu sehingga terkesan "gue mau begini lu mau apa". Maklum lain padang lain belalang maka wajar jika lain bahasa Indonesia lain bahasa Inggris.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com