Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Putri Pj Gubernur Papua Pegunungan di Kamar Kos Semarang

Kompas.com - 21/05/2023, 16:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Remaja berinisial ABK (16), putri Penjabat (Pj) Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo, meninggal dunia pada Kamis (18/5/2023) malam.

Ia ditemukan dalam keadaan tidak berdaya di sebuah kamar kos di Jalan Pawiyatan Luhur, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Di lokasi kejadian, pihak kepolisian menemukan botol minuman keras. Korban diduga mengalami kekerasan seksual sebelum meninggal dunia.

Baca juga: Sederet Kontroversi Holywings, dari Langgar PPKM hingga Iklan Promo Miras


Baca juga: Viral, Video Dua Kejadian Dugaan Pelecehan Seksual di KRL, Ini Penjelasan KAI

Kronologi kejadian

Dilansir dari Kompas.com , Jumat (19/5/2023), ABK mengajak temannya menuju kos yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pada Kamis (18/5/2023) malam. Saat itu, pengelola kos sedang tidak berada di lokasi.

Korban sendiri tinggal di rumah yang beralamat di Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Berdasarkan keterangan beberapa saksi, korban dikabarkan pergi dengan teman dekat prianya berinisial AN.

Baca juga: 6 Tanda Kecanduan Seks yang Harus Diwaspadai

Jenazah ABK (16) putri Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo dikebumikan di pemakaman Desa Jatiharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (20/5/2023) siang. KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Jenazah ABK (16) putri Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo dikebumikan di pemakaman Desa Jatiharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (20/5/2023) siang. 

Sesampai di kos, korban diajak menenggak minuman keras. Sayangnya, korban kemudian mengalami kejang-kejang. Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Elizabeth, Kota Semarang. Namun, nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny S Lumbantoruan membenarkan kejadian tersebut. Pihak keluarga korban melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Semarang.

"Korban berusia 16 tahun, masih pelajar. Dari ibunya membuat laporan polisi di sini," ungkap Donny.

Pihak polisi juga kemudian menghubungi pengelola kos sekitar pukul 22.00 WIB.

Baca juga: Resesi Seks Jepang: Kisah 2 Murid Terakhir yang Sekolahnya Ditutup

Penyebab kematian

Usai mendapatkan laporan, pihak Polrestabes Semarang melakukan olah TKP sementara korban dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang untuk menjalani proses autopsi.

Donny membenarkan adanya penemuan botol miras di kamar kos TKP. Namun, penyelidikan terkait penyebab korban meninggal masih terus dilakukan.

"Ditemukan botol miras, amer, kawa-kawa, itu ada," kata Donny.

Hasil autopsi sementara mengungkapkan bahwa korban diduga meninggal karena lemas. Namun, penyebab kematian pastinya masih menunggu pemeriksaan forensik di RSUP dr Kariadi selesai.

"Mati lemasnya kenapa? ini akan ditindak dengan pemeriksaan," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar dikutip dari Kompas TV, Sabtu (20/5/2023).

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com