Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jalur Cengkeh Ternate - Zanzibar

Kompas.com - 12/05/2023, 17:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FAKTA sejarah membuktikan bahwa pada 1978 seorang warga Indonesia yang kemudian menjadi Wakil Ketua MPR, Menko Ekuin dan Kepala Bapenas, bernama Kwik Kian Gie sempat diangkat menjadi Komisaris Persereoan Terbatas Cengkeh Zanzibar.

Fakta sejarah tersebut merupakan indikasi hubungan historis antara Indonesia dengan Zanzibar terkait jalur perdagangan khususnya apa yang disebut sebagai Jalur Cengkeh sebagai bagian utama dari apa yang disebut sebagai Jalur Rempah.

Cengkeh sempat tersohor sampai ke seluruh dunia pada Zaman Ekplorasi sebagai ramuan makanan dan obat yang menjadi perebutan negara-negara kolonialis dari Eropa.

Pohon tertua cengkeh yang kini masih hidup berada di Ternate usianya sekitar 350 tahun sampai dengan 400 tahun.

Selama berabad-abad Ternate dan Tidore memang berperan sebagai pulau utama di mana tanaman cengkeh tumbuh subur di planet bumi.

Para saudagar maritim Arab memperkenalkan cengkeh melalui Jalur Rempah ke Timur Tengah, Eropa dan China.

Seorang Raja dinasti Han pada abad ke 3 sebelum Masehi gemar mengunyah daun cengkeh untuk memperharum bau mulut, maka menjaga rahasia di mana cengkeh bisa diperoleh.

Rahasia itu kemudian terbongkar setelah pada abad ke 16 angkatan Laut Portugis dan Spanyol berlayar merambah masuk ke kawasan kepulauan Maluku.

Kemudian pada 1652, tiba giliran VOC sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia menyingkirkan Portugis dan Spanyol dari persada Nusantara.

Kemudian saking bernafsunya, VOC melakukan kebijakan melangkakan cengkeh demi meningkatkan harga cengkeh seperti yang dilakukan OPEC pada abad XX terhadap minyak bumi.

Segenap pohon cengkeh yang berada di luar kekuasaan VOC dibakar habis, sementara setiap warga yang tertangkap menanam, memiliki atau mencuri cengkeh dihukum mati.

Bahkan demi bisa menguasai Ternate dan Tidore, VOC tega menyewa serdadu bayaran dari Jepang untuk membantai para lelaki di kedua pulau cengkeh tersebut.

Namun monopoli Belanda atas cengkeh tidak bertahan lama sebab pada 1770, seorang warga Perancis bernama Poivre mencuri bibit pohon cengkeh untuk diselundupkan ke Seychelles kemudian ke kepulauan Zansibar yang kini membanggakan diri sebagai produser terbesar cengkeh dunia.

Zanzibar bahkan mengekspor cengkeh ke Indonesia untuk diolah menjadi warisan kebudayaan Indonesia bagi dunia, yaitu rokok kretek.

Pada 1698, kolonialis Portugis ditendang keluar dari Zanzibar oleh kesultanan Oman. Perdagangan rempah mulai fokus ke cengkeh, perkebunan cengkeh dibudidayakan ke seluruh pelosok kepulauan Zanzibar dengan menggunakan tenaga kerja murah, yaitu kaum pribumi Afrika yang diperbudak untuk kerja paksa.

Pada 1840, Sultan Oman, Seyyid Saud memindah ibu kota kesultanan Oman ke Zanzibar.

Sejak Zanzibar menggabungkan diri dengan Tanganyika untuk mendirikan Republik Tanzania di mana Zanzibar menjadi daerah otonom, perdagangan dunia terhadap cengkeh Zanzibar terus pesat berkembang hingga kini cengkeh menjadi komoditas perkebunan serta ekspor utama Zanzibar sebagai produsen cengkeh terbesar di planet bumi masa kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com