Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafbrani ZA
Penulis dan Konsultan Publikasi

Penulis Buku diantaranya UN, The End..., Suara Guru Suara Tuhan, Bergiat pada Education Analyst Society (EDANS)

Tradisi Mudik, Jalan Lain Menumbuhkan Kecintaan Anak dengan Bahasa Ibu

Kompas.com - 14/04/2023, 06:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJALAN dengan diterbitkannya SKB 3 Menteri yang di antaranya memuat jumlah hari cuti bersama Idul Fitri 1444 H, pemerintah telah mempublikasikan proyeksinya terkait aktivitas mudik yang puncaknya terjadi pada tanggal-tanggal cuti tersebut.

Dalam dokumen yang diberi judul ‘Mudik Aman Berkesan 2023’ itu dipaparkan akan ada 123,8 juta pemudik yang akan menuju kampung halamannya masing-masing.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pemudik tahun ini diprediksi mengalami lonjakan sekitar 14 persen.

Ini artinya, jika dibandingkan dengan jumlah total penduduk Indonesia, maka dapat dipastikan hampir setengah penduduk kita melakukan aktivitas tahunan yang menjadi salah satu ciri khas bangsa.

Fenomena ‘pulang kampung’ yang selalu dirindukan ini selain selalu dimaknai sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi, juga tidak terlepas dari usaha pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi di daerah.

Di antara stimulus yang diberikan tersebut adalah hadirnya Tunjangan Hari Raya (THR). Tidak heran kalau hari raya juga identik dengan ‘pesta’ yang menghadirkan berbagai suasana dan rupa-rupa yang baru.

Baju baru, sepatu baru, gadget baru, dan hal-hal baru lainnya. Terakhir, termasuklah dari gaya hidup yang baru.

Potensi hadirnya gaya hidup ‘baru’ tidak terlepas dari dinamika yang bisa kita sebut sebagai proses ala ‘akulturasi’ dan ‘asimilasi’ atas dampak terbawanya tatanan kehidupan kota ke setiap daerah tujuan mudik.

Salah satu yang akan saling memengaruhi tersebut adalah terkait dengan penggunaan bahasa. Apalagi ketika para pemudik sudah terperangkap dengan bahasa gaulnya selama bergelut dengan hingar-bingar kota.

Akan tetapi, di tengah potensi tersebut, ada potensi yang tak kalah penting untuk dioptimalkan sebagai upaya menjadikan mudik sebagai sarana memperkuat keintiman dengan bahasa ibu. Khususnya kepada anak-anak yang turut serta dalam aktivitas mudik itu.

Ada satu fakta yang tersampaikan kepada penulis. Beberapa hari lalu, penulis kebetulan mendapat panggilan telepon dari seorang sahabat yang juga tetangga sewaktu kecil.

Kebetulan, kami sama-sama terlahir di daerah yang warganya bertutur dengan bahasa daerah sangat kental.

Akan tetapi pada hari itu, lawan bicara di telepon genggam itu sangat terbata-bata menggunakan bahasa daerah yang sering kami gunakan dulu — dan tentu yang penulis gunakan sampai saat ini. Padahal, sejak lahir sampai sekarang sahabat itu tidak pernah merantau ke luar daerah.

Wajarlah temuan dari Long Form Sensus Penduduk 2020 yang memberikan peringatan terkait realitas mengikisnya kebiasaan dalam menggunakan bahasa daerah pada generasi dini Indonesia.

Ada penurunan persentase penutur bahasa daerah yang cukup signifikan untuk setiap generasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kata Ahli Hukum soal Istri TNI Terjerat UU ITE Ungkap Suami Selingkuh | NIK Jakarta yang Dinonaktifkan Pekan Ini

[POPULER TREN] Kata Ahli Hukum soal Istri TNI Terjerat UU ITE Ungkap Suami Selingkuh | NIK Jakarta yang Dinonaktifkan Pekan Ini

Tren
Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Tren
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Tren
Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Tren
Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Tren
Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Tren
Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Tren
Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Tren
Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Tren
Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Tren
Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com