Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Tanda Pertama Alzheimer Ternyata Muncul di Mata

Kompas.com - 28/03/2023, 10:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alzheimer merupakan salah satu penyakit paling serius yang dengan cepat mengancam kesehatan manusia.

Alzheimer's Indonesia memperkirakan, ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada 2016 di Indonesia. Angka ini akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Sayangnya, meskipun pasien Alzheimer meningkat dengan cepat, masyarakat kurang memahami penyakit ini. 

Baca juga: Menilik Keberadaan Penyakit dari Mata, Mulai dari Diabetes hingga Alzheimer


Mata menunjukkan kondisi otak

Ilustrasi mata orang tua.Freepik Ilustrasi mata orang tua.
Dr Christine Greer, dokter mata dan direktur pendidikan kedokteran di Institute for Neurodegenerative Diseases di Boca Raton, Florida, mengungkapkan bahwa mata dapat menunjukkan kondisi di dalam otak.

“Anda bisa melihat langsung ke sistem saraf dengan melihat ke bagian belakang mata, ke arah saraf optik dan retina,” ujarnya kepada CNN Health.

Karena bisa menunjukkan keadaan otak, para peneliti kemudian berusaha mencari tahu cara mendiagnosis penyakit Alzheimer melalui mata bahkan sebelum gejalanya terlihat.

Menurut Dr Richard Isaacson, seorang ahli saraf pencegahan Alzheimer di Institute for Neurodegenerative Diseases, Alzheimer sudah muncul di otak bertahun-tahun sebelum pasien mulai kehilangan ingatan.

Karena itu, semakin cepat dokter dapat mengidentifikasi penyakit ini, maka semakin cepat penderita bisa menjalankan gaya hidup sehat dan mengendalikan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Baca juga: Kenali Tanda Gejala Alzheimer yang Muncul di Mulut dan Penyebabnya

Kondisi mata buktikan Alzheimer

Ilustrasi pasien Alzheimer.Shutterstock/Ground Picture Ilustrasi pasien Alzheimer.
Untuk membuktikan mata bisa menunjukkan Alzheimer, Maya Koronyo-Hamaoui, seorang profesor ilmu bedah saraf dan biomedis di Cedars-Sinai di Los Angeles melakukan penelitian terkait hal ini.

Ia mengumpulkan sampel retina dan jaringan otak dari 86 donor manusia dengan penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif ringan selama 14 tahun.

“Studi kami adalah yang pertama memberikan analisis mendalam tentang profil protein dan efek molekuler, seluler, dan struktural dari penyakit Alzheimer di retina manusia dan bagaimana mereka berhubungan dengan perubahan otak dan fungsi kognitif,” katanya.

Para peneliti kemudian membandingkan sampel retina dari pendonor dengan fungsi kognitif normal, orang yang memiliki gangguan kognitif ringan, dan pasien Alzheimer stadium lanjut.

“Perubahan pada retina ini berkorelasi dengan perubahan di bagian otak yang disebut korteks entorhinal dan temporal, pusat memori, navigasi, dan persepsi waktu,” lanjut Koronyo-Hamaoui.

Baca juga: Hati-hati, Mengupil Dapat Meningkatkan Risiko Alzheimer!

Hasilnya, ditemukan peningkatan beta amiloid atau kumpulan protein yang abnormal penyebab Alzheimer di retina pasien dan orang yang mengalami penurunan kognitif.

Selain itu, sel-sel mikroglia yang berfungsi memperbaiki dan memelihara sel lain serta membersihkan beta-amiloid dari otak dan retina milik orang dengan gangguan kognitif, juga menurun.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com