Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pulau Masalembu yang Dilanda Krisis Pangan karena Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 02/03/2023, 22:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirim bantuan logistik untuk warga di Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep yang dilanda krisis pangan imbas cuaca ekstrem.

Bantuan tersebut tiba di Masalembu pada Kamis (2/3/2023) setelah dibawa menggunakan kapal milik TNI AL, KRI Malahayati-362 menuju pulau terluar di Kabupaten Sumenep itu. 

Bantuan logistik tersebut antara lain berupa beras, minyak goreng, mie instan, dan gula.

"Bantuan telah tiba di Pulau Masalembu," kata Kepala Desa Masalima, Kecamatan Masalembu, Darussalam dikutip dari Kompas.com (2/3/2023).

"Saat ini sedang dikonsolidasi di Kantor Kecamatan Masalembu dan akan didistribusikan berdasar mitigasi wilayah dengan skala prioritas kepadatan dan kerentanan kawasan penduduk," lanjutnya.

Darussalam berharap krisis pangan dan cuaca ekstrem di Masalembu segera berakhir. Pihak desa, menurutnya juga akan belajar mengelola pangan untuk mengantisipasi krisis serupa.

Lantas, bagaimana sejarah dan seperti apa kondisi Kepulauan Masalembu?

Baca juga: Mengenal Litla Dimun, Pulau Terpencil Tak Dihuni Manusia yang Bertudung Awan

Sejarah Pulau Masalembu

Cuaca ekstrem terjadi di Kepulauan Masalembu. Polsek Masalembu Cuaca ekstrem terjadi di Kepulauan Masalembu.

Masalembu merupakan kecamatan yang berada di lepas pantai Laut Jawa dan merupakan gugusan pulau yang disebut Kepulauan Masalembu.

Secara administrasi, kecamatan ini masuk wilayah Kabupaten Sumenep.

Dikutip dari laman KPU, Kecamatan Masalembu memiliki luas total wilayah yakni 40,85 km persegi. Kecamatan Masalembu dikelilingi oleh Laut Jawa.

Adapun desa di kepulauan ini berjumlah 4, yaitu Masalima, Suka Jeruk, Masakambing, dan Karamian.

Dikutip dari Kompas.com (10/8/2021), Masalembu tak hanya dihuni oleh warga etnis Madura saja, namun juga warga keturunan Sulawesi, yakni Bugis dan Mandar.

Bahkan, terdapat pula warga keturunan Kalimantan yang tinggal di Masalembu.

"Dulu orang-orang Bugis dan Mandar dimotivasi oleh keinginan untuk lepas dari tekanan penjajah Belanda. Sehingga jalan satu-satunya adalah mencari daerah baru yang dipandang aman," cerita Cici (45), keluarga tokoh adat di Masalembu.

Baca juga: Mengenal Pulau Lusi, Pulau Baru Hasil Endapan Lumpur Lapindo

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com