Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nur Syamsiyah
Dosen

Dosen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga; meneliti tentang masyarakat digital.

Kotak Hitam Teknologi Kecerdasan Buatan

Kompas.com - 27/02/2023, 15:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KECERDASAN Buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi pembahasan yang menarik beberapa tahun terakhir.

Hal ini tidak terlepas dari semakin meluasnya penggunaan teknologi AI untuk berbagai keperluan, seperti deteksi gambar, analisis pengenalan wajah, pembuatan konten, hingga robotika dan kendaraan otonom.

Seperti teknologi pada umumnya, AI juga diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia karena dianggap mampu meningkatkan efisiensi melalui otomatisasi.

AI dapat dilatih untuk mempelajari data dalam jumlah besar (big data), yang kemudian dapat digunakan untuk memberikan informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Selain itu, dengan berbekal data set yang dimiliki, AI dapat mengotomatisasi pekerjaan-pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang. Dengan demikian, produktivitas juga dapat ditingkatkan dan biaya produksi dapat dikurangi secara signifikan.

Meskipun demikian, pengembangan dan penggunaan teknologi AI yang semakin pesat juga membawa berbagai tantangan baru bagi masyarakat.

Terlebih lagi, teknologi kecerdasan buatan secara eksklusif masih berada di bawah kendali perusahaan-perusahaan global.

Hal ini dapat berimplikasi pada semakin lebarnya kesenjangan digital karena teknologi AI tidak dapat dijangkau dan dipahami cara kerjanya oleh sebagian besar masyarakat awam.

Oleh karena itu, beberapa peneliti, termasuk peneliti ilmu sosial, mengibaratkan AI sebagai sebuah kotak hitam (black box). Seperti kotak hitam di pesawat terbang, AI merekam dan mencatat data-data yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional sistemnya.

Para peneliti menggunakan istilah kotak hitam untuk menggambarkan betapa kompleksnya model dan sistem kecerdasan buatan.

Meskipun input yang ditanamkan dalam AI dan output yang dihasilkannya dapat diamati, namun proses internal yang terjadi dalam sistem AI tidak dapat dipahami dan dijelaskan dengan mudah.

Semakin banyak data yang dikumpulkan dan diproses, semakin sulit pula untuk memahami bagaimana data-data tersebut akan digunakan.

Kurangnya transparasi yang diberikan perusahaan-perusahaan pengembang teknologi terkait hal ini pun pada akhirnya dapat memicu keraguan, ketidakpercayaan, bahkan ketakutan publik terhadap teknologi AI.

Dampak negatif

Frank Pasquale (2015) menjelaskan bahwa masalah kotak hitam dari teknologi ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sosial manusia, termasuk yang berkaitan dengan HAM dan demokrasi.

Masalah kotak hitam AI sering kali berimplikasi pada keamanan, privasi, bias, dan diskriminasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com