Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Kepemimpinan di Sektor Pariwisata Indonesia: Potensi dan Tantangan

Kompas.com - 22/02/2023, 13:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA memiliki potensi daerah wisata sangat melimpah. Dapat dikatakan, di setiap daerah atau provinsi, masih banyak potensi pariwisata yang belum tereksplorasi atau istilahnya hidden gem. Hal ini yang terus pemerintah cari agar makin banyak daerah yang terekspos, sehingga wisatawan domestik dan internasional dapat datang mengunjungi dan menikmati keindahan Bumi Pertiwi.

Sektor pariwisata merupakan salah satu industri yang menjadi keunggulan Bumi Pertiwi. Dengan bentang alam yang eksotis, ditambah kekayaan budaya Nusantara menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi favorit wisatawan. Pemerintah Indonesia sadar akan hal itu, sehingga pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan kualitas destinasi wisata kita.

Kepemimpinan Pariwisata dan Posisi Indonesia

Sektor pariwisata tidak dapat dibangun dengan maksimal jika Indonesia tidak memiliki kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan di sektor pariwisata secara teoritis maupun praktis, tidak punya definisi yang baku.

Baca juga: Pendapatan Sektor Pariwisata pada 2023 Ditargetkan Capai Rp 111,7 Triliun

Banyak akademisi menelurkan beragam definisi tentang kepemimpinan pariwisata. Ladkin & Weber (2011) mendefinisikan kepemimpinan berdasarkan kemampuan yang dibutuhkan. Mereka menekankan bahwa kepemimpinan dalam sektor pariwisata membutuhkan kemampuan interpersonal relation dan komunikasi yang sangat kuat. Kata kuncinya adalah people-orientation karena sektor pariwisata merupakan industri hospitality.

Mai, et al. (2022) menambahkan kompetensi kepemimpinan dalam industri pariwisata. Mereka menyebut dua kapabilitas dalam kepemimpinan pariwisata: berorientasi pada hasil dan mampu menghasilkan inovasi. Kedua kompetensi ini memang penting, terlebih industri pariwisata adalah industri yang dinamis. Alhasil, semua stakeholder harus mengedepankan inovasi agar semakin banyak wisatawan datang ke suatu negara.

Elbaz & Haddoud (2017) menjelaskan kepemimpinan di sektor pariwisata dalam kerangka wise leadership. Wise leadership berarti kemampuan pemimpin untuk terhubungan dengan orang lain dan percaya diri dengan kemampuannya. Wise leadership meningkatkan performa dan well-being anggota, sehingga mereka mampu berkontribusi dengan optimal. Tipe kepemimpinan seperti ini telah menunjukkan efektivitasnya di sektor pariwisata Mesir.

Ketiga definisi di atas berfokus pada karakter dan trait, tetapi belum ada definisi yang merangkum inti dari kepemimpinan pariwisata.

Sifolo (2021) mendefinisikan kepemimpinan di bidang pariwisata dengan tepat, yang merangkum ketiga definisi sebelumnya. Dia mengatakan, kepemimpinan pariwisata merupakan sebuah proses memimpin orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Proses memimpin dalam konteks itu mencakup bagaimana pemimpin memotivasi dan memandu anggota-anggotanya untuk menyadari potensi diri yang sebenarnya, sehingga bisa meraih tujuan organisasi yang lebih menantang.

Dalam proses kepemimpinan pariwisata, pemimpin memiliki tanggung jawab untuk merajut inovasi dan kreativitas semua orang untuk memajukan sektor pariwisata dengan prinsip people-oriented dan service-oriented. Pemimpin membagi peran dan porsi tanggung jawab yang jelas kepada anggotanya, mendorong pemikiran out of the box, serta membuat iklim kolaborasi agar bisa mencapai tujuan bersama, yakni menjadikan Indonesia destinasi favorit di kancah global.

Pemimpin-pemimpin Indonesia, mulai dari presiden, menteri, pihak swasta, LSM (lembaga swadaya masyarakat), dan komunitas telah berjuang membangun industri pariwisata dengan baik. Jika melihat statistik wisatawan mancanegara tahun 2010 sampai 2018, jumlahnya selalu meningkat. Tahun 2010, ada tujuh juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Tahun 2019, jumlahnya naik lebih dari dua kali lipat menjadi 16,3 juta.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Indonesia juga meningkat, dari 3,05 persen di tahun 2010 menjadi 4,8 persen di tahun 2019. Tahun 2020, sektor pariwisata Indonesia sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Data dari BPS menunjukkan, kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2020 hanya 4,02 juta, turun dari 16,11 juta. Jumlahnya jauh lebih sedikit pada tahun 2021, hanya 1,55 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung.

Namun, pemerintah telah menunjukkan kepemimpinan pariwisata yang kuat dan berupaya bangkit dari keterpurukan. Berbagai kebijakan dibuat agar membangkitkan gairah industri pariwisata. Ada beberapa fokus kebijakan yang mendorong bangkitnya industri pariwisata, seperti penerapan protokol kesehatan, peluncuran kebijakan travel bubble Batam - Bintan - Singapura, pemberian insentif untuk pemulihan sebesar 4,55 triliun, dan dukungan prioritas yang menunjang sektor pariwisata seperti KTT G20.

Masyarakat juga punya peran yang signifikan, yaitu menyebarkan hidden gem yang ada di daerahnya dengan mengandalkan media sosial. Kontribusi banyak pihak ini merupakan wujud kepedulian nyata terhadap sektor pariwisata di Indonesia. Semua pihak yang berkepentingan memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengembangkan industri pariwisata dengan caranya masing-masing.

Usaha keras banyak pihak membuahkan hasil. Tahun 2022, ada 5,47 juta wisatawan mancanegara melakukan kunjungan ke tempat-tempat menarik di Indonesia. Jumlah tersebut melampaui target yang diusung pemerintah, yakni 3,6 juta.

Kontribusi devisa di sektor pariwisata juga membaik. Pada tahun 2022, sektor pariwisata menyumbang 4,26 miliar dollar untuk devisa negara. Ada bounce back yang terjadi tahun lalu. Pada 2021, sektor pariwisata hanya menyumbangkan 0,49 miliar dollar.

Peningkatan dalam segi pendapatan ini juga bersamaan dengan pencapaian pariwisata Indonesia di tingkat global. Indonesia meraih peringkat dua dalam destinasi wisata halal berdasarkan Global Muslim Tourism Index 2022.

Dalam Travel and Tourism Competitiveness Index 2022, Indonesia naik ke peringkat 32 setelah tahun sebelumnya ada di peringkat ke-44. Dalam regional Asia Pasifik, Indonesia ada di peringkat ke-8. Sementara itu, Indeks Pembangunan Kepariwisataan yang dibuat World Economic Forum 2022 menempatkan Indonesia di peringkat kedua se-Asia Tenggara, hanya di bawah Singapura.

Indonesia mengalahkan Thailand, Filipina, dan Malaysia untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pencapaian itu tidak bisa lepas dari kepemimpinan banyak pihak. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno pun bangga dengan hasil tersebut, namun dia berkeinginan untuk menjadikan industri pariwisata lebih baik lagi.

Dia mengatakan, "... kami tidak boleh berpuas diri. Sangat penting bagi kita untuk tidak kembali ke pendekatan bisnis seperti biasa, atau ke rasa aman yang salah. Kita harus membangun kembali industri pariwisata dengan lebih baik, lebih berkelanjutan, dan lebih tangguh.”

Dalam kacamata kepemimpinan, pernyataan ini mengindikasikan adanya kepemimpinan yang result-oriented dan innovation-oriented

Raja Ampat menjadi salah satu tempat terbaik untuk melakukan kayaking.kemenparekraf.go.id Raja Ampat menjadi salah satu tempat terbaik untuk melakukan kayaking.
Asia Pasifik sebagai Kekuatan Pariwisata Dunia

Jika melihat dari perspektif yang lebih luas, pencapaian Indonesia di kancah regional maupun global menegaskan bagaimana potensi wilayah Asia Pasifik sebagai pemain terdepan dalam sektor pariwisata. Wilayah Asia Pasifik memiliki potensi besar sebagai world tourism powerhouse.

Di Asia Tenggara, kontribusi PDB dari tahun 2012 - 2019 konsisten meningkat: dari 233,94 di tahun 2012 menjadi 393,12 di tahun 2019. Penurunan yang terjadi di tahun 2020 dan 2021 memang merupakan hal yang wajar karena pandemi mematikan seluruh sektor ekonomi, terutama pariwisata.

Melihat trayektori perkembangan dalam beberapa tahun terakhir, sektor pariwisata dalam beberapa tahun ke depan akan terus berkembang. Wilayah Asia Pasifik akan menjadi world tourism powerhouse dan memimpin narasi global dalam industri pariwisata. Bahkan, di tahun 2022 saja, sektor pariwisata di Asia mulai menggeliat.

Salah satunya adalah Thailand. Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi pariwisata yang sama besarnya dengan Indonesia. Sebelum pandemi melanda, pemerintah Thailand telah sukses menciptakan Negeri Gajah Putih sebagai tourism regional hub. Tahun 2019, Thailand menjadi negara kesembilan yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dengan jumlah mencapai 39 juta orang.

Baca juga: Indonesia, Malaysia, dan Thailand Sepakat Revitalisasi Industri Pariwisata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com