KOMPAS.com - Jasa joki karya ilmiah diduga mulai bergerak secara terang-terang. Mereka menawarkan jasa joki karya ilmiah melalui pesan WhatsApp.
Salah satu bukti jasa joki karya ilmiah yang menyasar para dosen dibagikan oleh @justitoadi melalui utas di laman Twitternya.
"Kelakuan korup di dunia akademik ada banyak celahnya. Gua pernah ujug-ujug diinvite ke grup dosen yang kayaknya isinya dari mana2. Gua bahkan gak tau yg invite dapet nomer kontak gua dari mana. Lalu ada iklan macem ini, dan gua iseng japri," tulisnya, Jumat (10/2/2023).
Kelakuan korup di dunia akademik ada banyak celahnya.
Gua pernah ujug-ujug diinvite ke grup dosen yang kayaknya isinya dari mana2. Gua bahkan gak tau yg invite dapet nomer kontak gua dari mana.
Lalu ada iklan macem ini, dan gua iseng japri: https://t.co/Cjuwwc99gD pic.twitter.com/ZaC18zKd4a
— Justito Adiprasetio (@justitoadi) February 10, 2023
Dalam twit tersebut, Justito juga melampirkan bukti pesan yang dikirimkan penyedia jasa karya ilmiah. Diketahui, tarif jasa joki karya ilmiah berkisar mulai dari Rp 5 juta-Rp 9 juta.
"Ya lu kira-kira sendiri, pelanggannya siapa. Kalo ditracing nama artikel yang ditawarin, mestinya sih ketemu juga siapa2nya sekarang yang ngisi slot namanya," imbuh Justito pada utasnya.
Baca juga: Penjelasan KAI soal Joki Tas di Kereta Lamongan-Surabaya
Terkait adanya dugaan jasa joki karya ilmiah, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Justito mengaku awalnya dirinya diundang ke dalam grup "perjokian" pada sekitar 2021.
"Saya masuk grup itu 2021, kan biasa ya di-invite masuk ke grup yang enggak jelas, pas saya lihat judulnya itu "Dosen Ilmu Komunikasi" gitu lah," terang Justito, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).
Justito beberapa kali sempat iseng membuka grup tersebut pada 2021 dan awal 2022.
Untuk membayar rasa penasarannya, dia kemudian memutuskan mengirimkan pesan kepada admin grup tersebut tanpa ada tendensi untuk menggunakan jasa tersebut.
Namun, beberapa bulan terakhir, Justito mengatakan bahwa grup tersebut sudah tidak aktif. Bahkan beberapa anggotanya meninggalkan grup.
"(Sekarang) grup itu cuman untuk tawaran gammarly atau event-event gitu," tandas dia.
Baca juga: Joki SBMPTN Terungkap, Tarif Bervariasi dan Luluskan Puluhan Peserta