KOMPAS.com - Nasib sial dialami oleh seorang warga New York yang gagal pergi ke Sydney Australia akibat salah memasukkan huruf saat memesan tiket.
Warga tersebut bernama Kingsley Burnett (62) yang berniat keluar dari musim dingin di New York dan menikmati cuaca cerah di Sydney.
Namun, ia menyadari keanehan setelah melihat pemandangan salju melalui jendela, bukan Harbour Bridge atau Gedung Opera Sydney.
"Saya melihat puncak gunung tertutup salju putih. Pada saat itu, saya tahu sedang dalam masalah," kata Burnett, dikutip dari Daily Mail.
Baca juga: Koala Australia Masuk Daftar Hewan Terancam Punah, Apa Penyebabnya?
Menurutnya, ia memesan penerbangan ke kota kecil Sidney di negara bagian Montana, Amerika Serikat, bukan Sydney Australia.
Penerbangan ke Sidney, Montana dari New York masih memerlukan koneksi dan bisa memakan waktu antara 9-25 jam.
Hal ini membuat Burnett tidak menyadari kesalahannya sampai tiba di Sidney.
Baca juga: Sydney Catatkan Malam Terpanas pada November, Ini Penyebabnya...
Bukan melakukan perjalanan hampir 10.000 mil (sekitar 16.093 kilometer) untuk liburan impiannya, ia justru hanya melakukan perjalanan sejauh 1.800 mil (sekitar 2.897 kilometer) ke negara bagian AS lainnya.
Burnett menuturkan, ia tidak memperhatikan perbedaan harga tiket dan mengira telah mendapatkan tiket murah untuk pergi ka Australia.
Biasanya, tiket menuju Sydney dihargai sekitar 2.000 dollar AS dan 500 dollar AS untuk ke Sidney.
"Ini masalah akronim. SYD sebagai lawan dari SDY. Seseorang harus memperbaikinya," kata Burnett.
Ia mengacu pada kode yang digunakan oleh masing-masing bandara yang menyebabkan kesalahan, sehingga membuatnya mendarat di Billings, Montana untuk naik pesawat lanjutan ke Sidney.
Padahal, Burnett berharap turun dari pesawat merasakan udara panas Australia yang memiliki suhu tertinggi musim dingin 26 celsius.
Namun, ia justru dihadapkan pada cuaca Montana yang mencapai 2 derajat celsius.
Baca juga: Kisah Pria Dominika Terkatung-katung 24 Hari di Laut, Cuma Makan Saus Tomat dan Bubuk Bawang Putih
Ia mengakui bahwa seharusnya fokus untuk memastikan tujuan akhirnya benar, bukan pada metode perjalanan dengan harga terbaik.
Sambil menunggu penerbangan pulang, Burnett tinggal di sebuah penginapan. Manajer penginapan itu juga mengaku pernah mengalami insiden serupa.
"Ini kedua kalinya kami kedatangan tamu yang mencoba ke Australia," kata dia.
Burnett pun sangat berterima kasih kepada Carol Castellano dari American Airlines yang membantunya mendapatkan penerbangan kembali ke New York.
Baca juga: Wanita Tertinggi di Dunia Naik Pesawat untuk Pertama Kali, Maskapai Harus Hilangkan Enam Kursi