Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi 27 Januari, Kapal Tampomas II Tenggelam di Perairan Masalembo

Kompas.com - 27/01/2023, 07:52 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 42 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 27 Januari 1981, salah satu bencana maritim di Indonesia yang melibatkan kapal Tampomas II terjadi.

Saat itu, kapal Tampomas tenggelam di perairan Masalembo, Laut Jawa pada Selasa (27/1/1981).

Sebelum tenggelam, kapal tersebut dilaporkan sempat terbakar.

Ribuan penumpang di dalamnya turut menjadi korban. Beberapa di antaranya berhasil selamat sementara sisanya meninggal dunia.

Baca juga: Ramai soal Foto Halte Transjakarta Tosari yang Mirip Kapal Pesiar, Berikut 6 Faktanya

Bahkan, ratusan penumpang belum diketahui nasibnya.

Pada 1980-an, Kapal Tampomas dikelola oleh PT Pelni dan menjadi salah satu kapal laut yang melayani penumpang antarpulau.

Sebelumnya, kapal ini digunakan untuk melayani perjalanan haji.

Baca juga: Kisah Pria Dominika Terkatung-katung 24 Hari di Laut, Cuma Makan Saus Tomat dan Bubuk Bawang Putih


Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tenggelamnya Kapal Tampomas II

Kronologi kejadian

Kapal Tampomas II berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menuju Telukbayur, Ujung Pandang, Sabtu (24/1/1981) sekitar pukul 19.00 WIB.

Kapal dinahkodai oleh Abdul Rivai (44).

Sehari kemudian, pada pukul 10.00 WITA, kapal dilaporkan sudah bersandar di Ujung Pandang.

Berdasarkan catatan Harian Kompas (2019), insiden pemicu tenggelamnya kapal Tampomas II muncul pada Minggu (25/1/1981) malam.

Saat itu, Mualim II Ernest Marthing yang tengah beristirahat menunggu tugas jaga melihat kobaran api di tempat penyimpanan mobil.

Api berusaha dipadamkan dengan sekuat tenaga. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Viral, Video Pedagang Nasi Kuning Disebut Terbawa Kapal karena Tak Hiraukan Pengumuman Keberangkatan, Ini Klarifikasi Pelni

Ilustrasi kapal tenggelamIstimewa Ilustrasi kapal tenggelam

Kepanikan menyesaki kapal. Para penumpang yang berada di dek bawah terpaksa dipindahkan ke dek atas.

Dilansir dari Kompas.com (2022), Sekditjen Perhubungan Laut saat itu, Fanny Habibie, dalam keadaan cuaca yang jelek itu penumpang mengalami kepanikan sehingga beberapa orang terjun ke laut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com