KOMPAS.com - Kemenkes RI menyebutkan, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
DIY menjadi Provinsi yang memiliki kasus Kanker tertinggi di Indonesia dengan presentase 4,1 per 1000 penduduk.
Kanker menjadi beban ekonomi nomor 2 terbesar di Indonesia setelah penyakit jantung. Menurut data BPJS bulan September 2017 setiap tahunnya Pemerintah mengeluarkan biaya sebesar 2,1 triliun rupiah.
Baca juga: 7 Manfaat Daun Pepaya, Bisa Cegah Kanker Payudara dan Prostat
Kementerian Kesehatan melakukan program pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia dengan deteksi dini untuk kanker payudara dan kanker leher rahim, kanker pada anak, dan deteksi dini faktor risiko kanker paru.
Untuk saat ini, kanker menjadi program prioritas Pemerintah. Jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada laki-laki adalah kanker paru-paru dan kanker usus, sedangkan pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.
Dikutip dari Clevelandclinic, penyedia layanan kesehatan memulai diagnosis kanker dengan melakukan pemeriksaan fisik yang komprehensif.
Hal itu biasanya dimulai dengan menjelaskan gejala yang dirasakan. Termasuk bertanya tentang riwayat kesehatan keluarga dan sejumlah tes sebagai berikut:
Sebagian besar kanker memiliki empat tahap. Stadium spesifik ditentukan oleh beberapa faktor berbeda, termasuk ukuran dan lokasi tumor:
Meskipun stadium satu sampai empat adalah yang paling umum, ada juga Stadium 0. Fase paling awal ini menggambarkan kanker yang masih terlokalisir di area awal.
Kanker yang masih dalam Stadium 0 biasanya mudah diobati dan dianggap pra-kanker oleh sebagian besar penyedia layanan kesehatan.
Baca juga: Nyeri Saat Haid, Waspada Tanda-tanda Miom, Simak Gejalanya