Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal Usul Situs Gunung Padang

Kompas.com - 18/12/2022, 12:01 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Padang adalah situs kuno yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Keberadaan situs seluas 291.800 meter persegi ini sempat mengundang perhatian publik beberapa waktu lalu karena diklaim sebagai struktur piramida tertua.

Lantas, bagaimana sejarah penemuannya?

Baca juga: Gunung Padang Bangunan Tertua di Dunia?

Sejarah penemuan Gunung Padang

Dilansir dari situs Universitas Indonesia, Gunung Padang sebenarnya sudah diketahui keberadaannya ketika ditemukan oleh N. J. Krom.

Ia menemukan situs ini pada 1914 silam dan dilaporkan olehnya dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst.

Pada saat itu, N. J. Krom tidak menyebutkan nama situs yang ditemukan sebagai Gunung Padang.

N. J. Krom hanya menyebutkan bahwa dirinya menemukan situs baru yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Melati.

Dari situlah, Gunung Padang menjadi tempat penelitian, diperbincangkan publik, hingga ditemukan peninggalan purbakala tahun 1979.

Penemuan peninggalan purbakala dilaporkan oleh seorang warga dan sejak tahun 1979 penelitian digelar oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Badan tersebut sempat melakukan eksavasi (penggalian) pada teras 4 dan 5 Gunung Padang.

Baca juga: Gunung Padang di Cianjur, Punya Situs Megalitikum Terbesar di Asia Tenggara

Peninggalan zaman mengalitikum

Berdasarkan pengamatan peneliti diketahui bahwa Gunung Padang adalah situs dengan bentuk pundek berundak.

Dilansir dari Peta Budaya Belajar Kemdikbud, situs ini adalah peninggalan masa prasejarah, tepatnya zaman megalitikum atau batu besar.

Bukti bahwa Gunung Padang adalah sisa-sisa dari zaman megalitikum dapat dilihat dari tinggalan bebatuan tempat pemujaan.

Tempat pemujaan tetap berdiri tegak sampai sekarang, namun terjadi kerusakan secara internal maupun eksternal pada situs ini.

Kerusakan internal Gunung Padang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan liar dan erosi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com