Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Hari Pahlawan Nasional

Kompas.com - 07/12/2022, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Melansir dari Kompas.com, Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran pertama setelah proklamasi kemerdekaan yang terjadi selama tiga minggu, yakni dari 27 Oktober sampai dengan 28 November 1945.

Puncak pertempuran Surabaya ini terjadi pada 10 November yang sekarang diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Keadaan pada puncak pertempuran itulah yang diangkat dalam siniar Tinggal Nama bertajuk “Pertempuran Surabaya, Pertempuran istimewa” dan dapat diakses melalui tautan berikut dik.si/TNSurabaya.

Theorina (2007) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa kedatangan sekutu (Inggris) di Surabaya diterima dengan berat hati.

Menteri Penerangan RI saat itu, Amir Sjarifuddin menjelaskan kedatangan pasukan sekutu pada 25 Oktober 1945 bertujuan; (a) melindungi dan mengungsikan tawanan perang serta kaum interniran, (b) melucuti dan memulan, dan (c) memelihara ketertiban dan keamanan umum.

Lantas, mengapa terjadi perang? Nyatanya, pasukan sekutu diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang bertujuan untuk mengembalikan Indonesia kepada Pemerintah Belanda.

Tentunya, tujuan tersebut memicu amarah dan gejolak rakyat Indonesia, bahkan memantik perlawan rakyat Indonesia dan NICA.

Baca juga: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Rasa

Terlebih, berita dan cerita kemerdekaan Indonesia sedang ramai-ramainya dibicarakan masyarakat. Tidak aneh bila masyarakat Indonesia langsung terlecut rasa patriotisme dan keinginan berjuan untuk mempertahankan kemerdekaan di Surabaya.

Robeknya Bendera Belanda

Pada 1 September 1945, Pemerintah Indonesia menyatakan bendera Merah Putrih dikibarkan setiap hari di seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi, sekelompok orang Belanda, di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda tanpa persetujuan.

Itulah mengapa, masyarakat Surabaya yang melihat dan mengetahuinya menjadi marah. Pengibaran bendera Belanda itu dinilai sebagai pelecehan dan penghinaan terhadap kedaulatan Indonesia.

Akhirnya, pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia melakukan musyawarah dengan pihak Belanda. Akan tetapi perundingan berakhir dengan darah karena pihak Belanda mengeluarkan senjata api dan menimbulkan pertikaian. Ploegman tewas di depan Hotel Yamato.

Pada di saat bersamaan, terjadi kericuhan yang mengakibatkan masyarakat Surabaya yang sedang berjuang masuk ke hotel dan merobek warna biru pada bendera Belanda sehingga hanya tersisa warna merah dan putih saja yang melambangkan negara Indonesia.

Terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby

Berita kedatangan Presiden Soekarno disiarkan oleh radio pada tanggal 29 Oktober 1945. Akan tetapi, peperangan masih berlanjut. Masyarakat terus-menerus tak kenal lelah melancarkan serangan dan merebut kembali daerah-daerah yang telah diduduki sekutu.

Setibanya di Surabaya, Presiden Soekarno melakukan musyawarah dengan Brigadir Jenderal Mallaby. Musyawarah tersebut menghasilkan:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Tren
7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

Tren
9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Tren
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Tren
Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Tren
RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

Tren
Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Tren
Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Tren
Bank Indonesia Disebut Tak Keluarkan Uang Baru tapi Uang yang Lusuh untuk Lebaran 2024, Ini Kata BI

Bank Indonesia Disebut Tak Keluarkan Uang Baru tapi Uang yang Lusuh untuk Lebaran 2024, Ini Kata BI

Tren
10 Ciri Kucing Mau Melahirkan, Sering Gelisah dan Jadi Lebih Penyayang

10 Ciri Kucing Mau Melahirkan, Sering Gelisah dan Jadi Lebih Penyayang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com