KOMPAS.com - Sebagai salah satu hewan peliharaan manusia dari abad ke abad, kucing juga dilingkupi banyak mitos.
Mitos soal kucing ini datang dari berbagai penjuru dunia, tak hanya dari Indonesia saja.
Mitos ini muncul dan menyebar karena banyak manusia yang tak bisa mengerti kucing dengan benar.
Layaknya hewan lain, kucing pun makhluk yang kompleks. Di mana manusia hanya mengerti dan memahami apa yang bisa dilihat oleh mata saja.
Lantas, apa saja mitos soal kucing yang semestinya mulai kita tinggalkan itu?
Ini adalah beberapa mitos soal kucing:
Faktanya, meski kucing seringnya selalu bisa mendarat menggunakan keempat kakinya, terkadang kucing bisa jatuh dengan fatal dan mencederai dirinya.
Dilansir dari Insider (8/4/2019), kucing memiliki refleks khusus yang tak dimiliki hewan lain.
"Kucing memiliki apa yang disebut 'refleks meluruskan', yang merupakan sistem keseimbangan bawaan yang membantu mereka mengarahkan diri untuk mendarat dengan kaki mereka," ujar dr. Jennifer Freeman, dokter hewan dari Petsmart.
"Selain itu, terdapat alat vestibular di dalam telinga kucing yang digunakan untuk keseimbangan dan orientasi. Hal ini memungkinkan kucing dengan cepat mengetahui jalan mana yang mengarah naik dan segera bisa memutar kepalanya agar tubuhnya dapat mengikuti," lanjut Freeman.
Namun refleks dan kelebihan kucing ini tak selalu bisa aktif, terlebih jika kucing jatuh dari tempat yang terlalu tinggi.
Baca juga: Bagaimana Cara Menghilangkan Bau Kotoran dan Urine Kucing?
Mitos mengatakan, akan lebih baik jika kucing dilepas liarkan, sesuai habitat aslinya.
Padahal faktanya, berdasarkan studi, kucing yang hidup di luar rumah atau outdoor, biasanya memiliki umur lebih pendek dari kucing yang hidup indoor.
Karena ketika berkeliaran bebas di luar rumah, kucing bisa berisiko tertular berbagai macam penyakit dan mengalami kecelakaan di jalanan.