Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Gempa Cianjur: 271 Meninggal, 61.908 Warga Masih Mengungsi

Kompas.com - 23/11/2022, 20:09 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Upaya pencarian terhadap korban bencana gempa Cianjur magnitudo 5,6 pada Senin (2/11/2022) masih terus berlanjut.

Tim gabungan dari SAR, BNPB, BPBD, TNI/Polri dan relawan masih terus berupaya terlibat dalam penanganan bencana gempa Cianjur.

"Per hari ini, 271 jenazah sudah teridentifikasi," ucap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (23/11/2022) malam.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesar Cimandiri, Sebaran Sesar hingga Potensi Bahayanya

Dari hasil pencarian dan evakuasi tim gabungan, pihaknya berhasil menemukan 4 orang, 3 meninggal dunia dan satunya selamat.

"Masih ada korban hilang 40 orang," katanya lagi.

Dari hasil pendataan sementara, korban luka tercatat sebanyak 2.043 orang. Sementara warga yang mengungsi tercatat sebanyak 61.908 orang.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?


Kerugian material akibat gempa Cianjur

Kondisi kerusakan yang menmpa sejumlah bangunan rumah warga di wilayah Desa Nagrak, Cianjur, Jawa Barat, akibat gempa M 5,6.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kondisi kerusakan yang menmpa sejumlah bangunan rumah warga di wilayah Desa Nagrak, Cianjur, Jawa Barat, akibat gempa M 5,6.

Untuk kerugian material, sebanyak 56.320 rumah mengalami kerusakan.

Perinciannya yakni rusak berat 22.241 unit, 11.641 rusak sedang, dan rusak ringan sebanyak 22.090 unit.

Fasilitas umum lainnya yang juga turut terdampak yaitu 31 unit sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan dan 13 gedung perkantoran.

Terkait adanya keluhan masyarakat tentang bantuan yang belum diterima, pihaknya akan menggandeng perangkat desa setempat untuk memastikan kebutuhan terpenuhi.

Untuk teknis distribusi logistik, setiap pagi pukul 8, para camat mengajukan kebutuhan dan akan disiapkan armada untuk melakukan pengiriman ke kantor kecamatan pada pukul 9.

"Nantinya kepala desa, babinsa, dan babinkamtibmas mendistribukan ke titik-titik pengungsian," kata dia.

Baca juga: 3 Hal Prioritas Penanganan Gempa Cianjur, Apa Saja?

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya meminta agar distirbusi logistik tidak dilakukan sendiri-sendiri, dan sebaiknya penyaluran melalui posko di Kantor Bupati Cianjur.

"Jangan distribusikan sendiri karena cuaca tidak baik, jalanan kecil, menyebabkan jalanan terhambat, ada laporan pasukan evakuasi terhambat karena itu," paparnya.

Menurutnya, penanganan bencana gempa Cianjur selain mendapatkan dukungan logistik juga mendapatkan personel dari berbagai pihak.

"Relawan sudah masuk, malam ini 193 organisasi relawan siap bantu dengan 2.904 personel yang terdata. Nantinya relawan akan membantu SAR, distribusi logistik, pendataan, dan pemenuhan kebutuhan lain," pungkasnya.

Baca juga: Sesar Cimandiri dan Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com