KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan unggahan Bjorka yang diduga membocorkan 44 juta data MyPertamina dan dijual di Breached Forum, Kamis (10/11/2022).
Peretas yang sempat menggemparkan Indonesia beberapa waktu lalu itu mematok harga 25.000 dolar AS atau sekitar Rp 392 juta untuk data MyPertamina tersebut.
Dugaan data MyPertamina yang dijual di antaranya memuat nama, email, Nomor Induk Kependudukan (NIK), NPWP, alamat, nomor telepon, dan pendapatan.
Ia juga memberikan sejumlah sampel atau contoh dugaan data MyPertamina yang dijual.
Kompas.com telah mengonfirmasi dugaan kebocoran data MyPertamina ini kepada Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting. Namun, belum ada respons dari Ginting hingga artikel ini tayang.
Baca juga: Bjorka Hilang Usai Anggaran Rp 624 Miliar Disetujui, Ini Kata BSSN
Pada September 2022, Bjorka sempat mengancam akan membocorkan data MyPertamina.
Ancaman itu ditujukan untuk mendukung aksi protes warga atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Untuk mendukung orang-orang yang berjuang melakukan demonstrasi di Indonesia terkait harga BBM, Saya akan mempublikasikan database MyPertamina segera," tulis Bjorka saat itu.
Bjorka sebelumnya tercatat pernah mengklaim melakukan peretasan terhadap beberapa data Pemerintah.
Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mengklaim telah mencuri miliaran data penting milik Pemerintah dan IndiHome.
Klaim data yang paling menggemparkan adalah surat milik Presiden Joko Widodo dan dokumen milik Badan Intelijen Negara (BIN).
Baca juga: Kilas Balik Isu Kebocoran Data: Munculnya Bjorka hingga RUU PDP Disahkan
Selian itu, ia juga mengklaim telah mendapatkan miliaran data registrasi nomor seluler, lengkap dengan nomor Kartu Keluarga (KK) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Padahal, KK dan NIK merupakan data yang rawan disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.