Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Berbekal “STEAM” Membentuk Masa Depan

Kompas.com - 28/10/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

STEM sebagai akronim Science, Technology, Engineering, Mathematics merupakan terminologi gerakan global pendidikan yang berawal di Amerika Serikat menjelang akhir abad XX.

Istilah STEM pertama kali resmi digunakan pada 2001 oleh biolog Judith Ramaley sebagai direktur pendidikan dan sumber daya manusia National Science Foundation Amerika Serikat.

Program pembelajaran dengan basis STEM pada prinsipnya merupakan upaya meningkatkan minat generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi serta karier di dalam bidang kelimuan pilihan diri sendiri masing-masing.

Pendidikan STEM menggunakan model pembelajaran manunggal mengombinasikan ruang kelas tradisional dengan online learning serta kegiatan lapangan.

Model STEM memberikan kesempatan bagi generasi muda melakoni berbagai pengalaman belajar dan problem solving secara KKN (bukan Kolusi Korupsi Nepotisme, tetapi Kuliah Kerja Nyata).

Kelas sains di dalam kategori program STEM meliputi biologi, ekologi, kimia dan fisika sambil juga melibatkan teknologi, eningeering serta matematika ke dalam studi saintifik.

Kelas teknologi STEM mengalami perkembangan dramatis seperti digital modeling and prototyping, 3D printing, mobile technology, computer programming, data analytics, the Internet of Things (IoT), machine learning, serta game development demi mengejar perkembangan teknologi luar biasa cepat pada abad XXI.

STEM Engineering meliputi civil engineering, electronics, electrical engineering, mechanical engineering, serta robotik.

Sementara matematika sebagai the last but not least elemen STEM dalam peran sebagai bahasa sains, teknologi dan engineering hukum wajib untuk terus menerus mengembangkan diri agar dapat memenuhi tuntutan perkembangan sains, teknologi dan engineering yang secara perpetuum mobile berkembang secara berkelanjutan.

Tanpa peran matematika sebagai bahasa maupun cara berpikir abstrak mustahil sains, teknologi, engineering mampu eksternal saling berkomunikasi maupun internal dengan diri sendiri masing-masing demi mampu bersama berkembang secara berkelanjutan.

Akibat manusia mustahil sempurna, maka mustahil pula ada karya manusia termasuk pendidikan yang sempurna.

Serta meta STEM juga mustahil sempurna maka dalam perjalanan waktu mulai tersadari bahwa tidak ada ruang tersisa bagi unsur-unsur penting untuk pengembangan otak, kemampuan komunikasi, daya kritis serta kreatifitas seperti seni rupa, seni teater, seni tari, seni musik, seni sastra dan seni menulis.

Demi lebih mendekatkan STEM ke kesempurnaan dilahirkanlah STEAM sebagai akronim Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics yang melengkapi sains, teknologi, engineering dan matematika dengan seni demi sejak dini menyeimbangkan perkembangan otak generasi muda sebagai bekal menghadapi masa depan yang makin kompleks.

Dengan STEAM, generasi muda dipersiapkan agar mampu proaktif membentuk masa depan secara holistik lintas batas kategori-kategori yang dibuat manusia untuk memecah-belah peradaban umat manusia yang pada hakikatnya justru merupakan kesatuan dan persatuan segenap unsur kehidupan umat manusia di planet bumi yang cuma satu dan satu-satunya ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com