Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bikin Irit BBM? Ini Kata Ahli ITB

Kompas.com - 24/10/2022, 13:30 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Harga BBM Pertalite naik sudah hampir dua bulan sejak Sabtu (3/9/2022). Pertalite naik dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Masyarakat mencari solusi dari dampak kenaikkan harga BBM tersebut. Salah satunya ada yang mencoba mencampur BBM Pertalite dengan minyak kayu putih.

Ide ini berdasarkan karya ilmiah yang menyebutkan bahwa minyak kayu putih bisa membuat irit konsumsi BBM.

Baca juga: Ramai soal Konsumsi Teh Campur Minyak Kayu Putih untuk Covid-19, Simak Penjelasan Dokter

Penelitian minyak kayu putih dicampur BBM

Penelitian itu ditulis Iwan Prasetyo Utomo dari Universitas Islam Malang pada 2017 dengan judul "Pengaruh campuran minyak kayu putih pada Pertalite terhadap kinerja motor bensin Honda Supra X 125 R".

Iwan menyebutkan dalam bagian abstrak, hasil penelitian menunjukan pengaruh pencampuran aditif minyak kayu putih pada bahan bakar Pertalite terhadap peforma motor bakar, konsumsi motor bakar serta emisi gas yang dihasilkan.

Secara umum penambahan zat aditif minyak kayu putih menunjukan perbaikan performa di antaranya torsi dan daya daya yang lebih baik.

Selain itu menurunkan konsumsi bahan bakar dibandingkan memakai Pertalite murni seta menghasilkan nilai gas buang yang lebih ramah lingkungan.

"Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menambahkan zat aditif minyak kayu putih sebesar 4ml menaikan performa motor bakar dan menurunkan konsumsi bahan bakar. Campuran Pertalite dan minyak kayu putih 8 ml menurunkan kadar CO dan HC secara drastis pada sepeda motor," tulis dia.

Sebelumnya Nugroho Arif Setyawan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang juga menulis skripsi dengan tema serupa.

Skripsi berjudul "Pengaruh penambahan bioaditif minyak kayu putih pada bahan bakar Premium terhadap performa, konsumsi bahan bakar, dan emisi gas buang sepeda motor" ditulis pada 2015.

Baca juga: Benar atau Tidak, Kapur Barus Efektif Bikin Irit BBM?

Diklaim irit bahan bakar dan meningkatkan torsi mesin

Nugroho menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dia menyimpulkan penambahan minyak kayu putih dalam bahan bakar premium dapat meningkatkan daya dan torsi pada mesin.

Selian itu juga dapat menurunkan konsumsi bahan bakar sehingga lebih hemat, memperbaiki kadar emisi gas buang serta menghasilkan performa terbaik, dan lebih efisien.

Karena hal tersebut, jadi banyak yang penasaran apakah dengan mencampur bensin dengan minyak kayu putih benar-benar bisa bikin irit.

Lantas, benarkah minyak kayu putih bisa bikin hemat BBM?

Penjelasan ahli ITB

Terkait hal itu, ahli konversi energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri, memberikan penjelasannya.

Menurut Yus, mencampur minyak kayu putih sebagai aditif BBM malah akan membuat performa mesin menjadi menurun.

Hal itu menurutnya karena karakter minyak kayu putih yang lebih kesat.

"Minyak kayu putih memang sudah lama memiliki isu meningkatkan oktan dan bikin irit. Tapi karakternya yang kesat berpotensi mengurangi lubricity bahan bakar," ujar Prof. Yus dikutip dari GridOto.

"Jadi kalau saya lihat kemungkinan malah mengurangi kemampuan bahan bakar untuk melumasi jika digunakan jangka panjang," kata dia.

Baca juga: Cara Membersihkan Stiker di Bodi Mobil Pakai Minyak Kayu Putih

Yus berpendapat, mencampur minyak kayu putih dengan BBM hanya memberikan sensasi irit dan meningkatkan performa sesaat untuk kendaraan.

"Sebenarnya efeknya kecil, jadi orang itu hanya tersugesti bahwa saya menggunakan itu (minyak kayu putih) menjadi lebih enak," jelas Prof. Yus.

Mengenai penelitian yang menyebutkan penambahan minyak kayu putih dapat membuat pemakaian BBM lebih irit dan performa mesin meningkat, dia menilai perlu riset lanjutan.

Menurutnya, untuk membuktikan mencampur minyak kayu putih bisa membuat irit konsumsi BBM, perlu adanya penelitian jangka panjang.

"Saya cari belum ada penelitian itu untuk jarak tempuh panjang, jadi paling tidak tiga kali penggantian oli," ungkap Yus.

"Tapi apakah dalam jangka panjang akan irit, kalau menyebabkan keausan pada mesin justru setelah tiga kali ganti oli akan turun artinya mesin kendaraan kita akan lebih cepat aus," jelasnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com