KOMPAS.com - Sebagian orang meyakini bahwa ada angka atau nomor yang bisa membawa kesialan pada hidup.
Angka tersebut yakni 4 dan 13.
Oleh karena itu, dalam keseharian, angka 4 dan 13 sering kali tidak dipakai untuk penomoran pada kamar hotel, lift, nomor lantai pada gedung tinggi, pelat nomor kendaraan, dan lainnya.
Mereka percaya selama tidak menggunakan angka tersebut, maka kesialan tidak akan menghampiri bisnis mereka.
Baca juga: Angka Kematian akibat Covid-19 Melandai, Apa Artinya?
Lalu, apa alasan nomor 4 dan 13 disebut sebagai angka sial dalam skala global?
Dilansir dari Bloomberg (28/9/2015), menurut orang China, angka 4 dianggap sial karena secara pengucapan/kedengarannya sangat mirip dengan kata "kematian".
Akibatnya, gedung-gedung China umumnya tidak memakai penomoran 4 sebagai nomor lantai.
Demikian juga, pengemudi China sebisa mungkin menghindari pelat nomor yang berakhiran angka 4.
Sebab, mereka juga dapat memilih dari banyak opsi dengan nomor yang dibuat secara acak.
Jika memungkinkan, banyak yang memilih pelat nomor secara acak, jika tidak, maka setidaknya mereka akan memilih satu angka yang angka terakhirnya bukan "4".
Ternyata kebiasaan yang tampaknya tidak berbahaya memiliki dampak yang cukup besar pada lalu lintas Beijing.
Diketahui, sebuah kelompok riset internasional melaporkan bahwa enam nomor ekor pelat (0, 1, 2, 3, 5, dan 7) masing-masing mencerminkan bagian statistik kendaraan yang adil, kira-kira 10 persen.
Tiga angka keberuntungan (6, 8, dan 9) banyak dipakai pada ujung pelat, dengan masing-masing 12 atau 13 persen.
Baca juga: Mengapa Tulisan Ambulans Dibuat Terbalik?
Sedangkan, pelat nomor berakhiran 4, hanya mencakup 1 hingga 3 persen dari semua mobil.
Artinya, bagi perjalanan Anda di Beijing, lebih banyak mobil pada hari-hari yang melarang nomor ekor 4 dan 9 dari zona terlarang.