KOMPAS.com - Hari ini 21 tahun lalu, tepatnya 7 Oktober 2001, koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memulai serangan terhadap Afghanistan yang dikuasai Taliban.
Invasi ini merupakan awal mula serangan panjang AS ke Afghanistan dengan tujuan "perang melawan teroris" dan tanggapan atas peristwa 11 September 2001.
Konflik di Afghanistan berlangsung hingga dua dekade dan menjadi perang terpanjang dalam sejarah AS.
Dilansir dari History, invasi ke Afghanistan dimaksudkan untuk menargetkan pimpinan organisasi al-Qaeda, Osama bin Laden, yang berbasis di negara itu.
Osama bin Laden diyakini berlindung di bawah pemerintahan Taliban yang telah menguasai Afghanistan sejak 1996.
Baca juga: Militer Rusia Kerahkan Puluhan Kapal Perang ke Laut Jepang, Ada Apa?
Pada minggu-minggu sebelum invasi, baik AS dan Dewan Keamanan PBB telah menuntut agar Taliban menyerahkan Osama bin Laden untuk diadili.
Namun, tawaran yang diberikan Taliban untuk mengadili Osama bin Laden di pengadilan Islam, tidak memuaskan AS.
Invasi AS dimulai dengan pengeboman udara terhadap instalasi Taliban dan al-Qaeda di Kabul, Kandahar, Jalalabad, Konduz, dan Mazar-e-Sharif.
Pesawat koalisi lainnya menerbangkan pasokan kemanusiaan untuk warga sipil Afghanistan.
Setelah serangan udara melemahkan pertahanan Taliban, AS memulai invasi darat, dengan dukungan dari negara-negara lain.
Sebulan invansi, tepatnya pada 12 November 2001, para pejabat Taliban dan pasukan mereka mundur dari ibu kota Kabul.
Pada awal Desember 2001, Kandahar, benteng terakhir Taliban, telah jatuh dan pemimpin Taliban Mullah Mohammed Omar bersembunyi.
Pejuang Al-Qaeda terus bersembunyi di wilayah pegunungan Tora Bora Afghanistan.
Mereka juga terlibat pertempuran dengan pasukan anti-Taliban yang didukung oleh pasukan khusus AS.