Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tragedi Kanjuruhan Jangan Terulang Kembali

Kompas.com - 03/10/2022, 07:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK lama saya kasihan terhadap polisi yang ditugaskan menjaga keamanan negara pada masa bukan perang. Tugas polisi menjadi makin berat setelah dipisah dari TNI oleh Presiden yang ketika itu dijabat Gus Dur.

Polisi lalu lintas harus berdiri di bawah terik sinar matahari maupun derasnya air hujan untuk mengatur lalu lintas, yang pada siang hari dan saat hujan justru makin macet.

Polisi Anti-Terorisme mempertaruhkan nyawa saat berhadapan frontal dengan para teroris yang siap mati.

Namun yang paling terjebak dalam posisi serba salah adalah polisi yang ditugaskan untuk menjaga keamanan di saat rakyat sedang berunjuk rasa.

Pada saat rakyat berdemo, maka polisi tidak bisa berharap pujian sebab yang ada hanya caci maki dari rakyat yang merasa unjuk rasanya dihalang-halangi.

Padahal tidak ada polisi ingin menghalangi rakyat kecuali memang ditugaskan oleh atasannya untuk menjaga keamanan tatkala rakyat berdemo.

Pada kasus tragedi Kanjuruhan terbukti yang dicaci maki bahkan dihujat sebagai biang kerok adalah polisi. Padahal dua polisi juga jatuh sebagai korban jiwa.

Polisi disalahkan karena menyemprot gas air mata ke arah penonton sehingga panik akibat mendadak kedua matanya tidak bisa melihat maka saling injak-menginjak sehingga memicu lebih dari dua ratus korban luka dan nyawa.

Polisi juga disalahkan karena terbukti menggunakan tongkat panjang untuk memukuli suporter yang ngamuk sehingga menimbulkan kepanikan massal yang menelan korban luka bahkan nyawa.

Khusus di Stadion Kanjuruhan banyak rakyat jatuh menjadi korban luka bahkan nyawa sebab pintu gerbang dari dalam ke luar stadion terlalu sempit untuk memungkinkan ribuan penonton leluasa dari dalam ke luar stadion secara berbarengan tanpa saling berdesakan maka saling menginjak.

Namun kesalahan utama tetap ditimpakan ke polisi. Apakah sikap menghakimi polisi adil?

Saya pribadi tidak berani menghakimi polisi akibat sadar bahwa diri saya tidak sanggup mengemban tugas polisi.

Kasus Ferdy Sambo telah mencoreng-moreng citra polisi. Namun sebenarnya tidak semua polisi sama dengan Ferdy Sambo yang kini sudah dipecat sebagai polisi itu.

Menurut Gus Dur, masih ada dua polisi yang baik, yaitu polisi tidur dan Pak Hoegeng. Menurut saya sebenarya masih cukup banyak polisi baik seperti Pak Hoegeng.

Namun sayang setitik nila merusak susu sebelanga sehingga akibat seorang Sambo maka seluruh polisi dipukul rata hukumnya wajib harus sama dengan Sambo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com