Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pandemi di Depan Mata, Masih Perlukah Pakai Masker?

Kompas.com - 19/09/2022, 17:25 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 diprediksi akan berakhir sebentar lagi. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Pernyataan tersebut disampaikan berdasarkan data kasus Covid-19 di dunia yang menurun secara drastis sejak 2020.

Menurut Tedros, Covid-19 telah menewaskan jutaan orang dan menginfeksi 606 juta sejak muncul pada akhir 2019. Dan pada pekan lalu, turun ke level terendah sejak Maret 2020.

"Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi. Kami belum sampai di sana (akhir pandemi), tetapi akhir sudah di depan mata," ujar Tedros, dilansir The Guardian, melalui Kompas.com, 15 September 2022.

Jika akhir pandemi sudah di ambang mata, apakah masker masih perlu dipakai?

Baca juga: WHO Sebut Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata, Kapan Status Itu Akan Dicabut?

Epidemiolog Grifith University Australia Dicky Budiman menjelaskan perlu tidaknya masker adalah dilihat dari esensinya.

"Bicara masker ini kita harus melihat esensinya. Memakai masker adalah memproteksi diri dan sekitar karena adanya ancaman patogen yang menular melalui udara dan karena kualitas udara yang buruk," kata Dicky pada Kompas.com, Senin (19/9/2022).

Jika nanti status pandemi sudah dicabut, Dicky mengatakan, penggunaan masker tetap diperlukan.

Akan tetapi penggunaannya sangat bergantung pada kesadaran individu. Misalnya orang yang sedang sakit, maka perlu memakai masker.

Selain itu, jika berada di tempat umum, di rumah sakit, di kantor saat banyak orang terkena flu, dan sebagainya maka seharusnya memakai masker.

"Kemampuan menilai risiko secara mandiri itu dilihat tadi kondisi kita nih lagi sakit nggak, sakitnya nggak mesti Covid, bisa flu, atau yang berpotensi menular melalui udara nah kita harus pakai masker," ujar Dicky.

Baca juga: Perjalanan Panjang Pasien Covid-19 Terlama yang Dirawat 850 Hari dengan Ventilator

Dicky menambahkan apalagi saat ini kualitas udara di Indonesia secara umum sedang buruk, jadi sebaiknya tetap pakai masker.

Dia juga mengingatkan bahwa setelah pandemi Covid-19 masih ada ancaman lainnya, yakni penyakit menular.

Ada ancaman terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit polio, campak, difteri, dan lainnya. Karena pandemi Covid-19, penanganan atau pencegahan penyakit tersebut sempat terabaikan.

Oleh karena itu, Dicky Budiman mengingatkan agar perilaku hidup sehat harus terus dilakukan dalam segala aspek, termasuk hubungan seksual.

Ancaman lainnya adalah penyakit non infeksi yang penanganannya tertunda selama pandemi seperti kanker dan jantung sehingga mengakibatkan kematian.

Status pandemi dicabut atau public health emergency international concern, tapi itu tidak serta merta mengartikan bahwa kita selesai dengan Covid-19, tidak,” kata Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com