Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yohanes Bosco
Pegawai Negeri Sipil

Penyuluh Agama Katolik Kemenag Kota Pangkalpinang berasal dari Flores, beristri dan dua orang putri, tekun dan selalu ingin tahu, tidak terlalu bodoh, rajin mendesain materi dalam bentuk ppt dan video, hobby ping pong, music, bernyanyi

SDM Indonesia di Era Disrupsi

Kompas.com - 16/09/2022, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MASYARAKAT, bangsa, negara dan agama kita kini memasuki suatu era globalisasi dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya yang tidak terbendung lagi.

Teknologi canggih berkembang demikian pesat. Negara-negara maju telah dan sedang berkompetisi di era revolusi industri 4.0, era yang ditandai digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau yang sering kita kenal dengan fenomena disrupsi.

Jepang bahkan sudah masuk era society 5.0. Melalui Society 5.0, Jepang mau menegaskan bahwa artificial intelligence akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the internet of things akan menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang baru bagi kemanusiaan.

Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based).

Boleh jadi lima sampai sepuluh tahun mendatang muncul mega trend baru lagi. Begitulah seterusnya kita akan menghadapi dunia dengan segala dinamika perkembangan dan kemajuannya.

Belum sempat kita akrab dan merespons fenomena disrupsi ini dengan baik, dunia termasuk Indonesia saat ini dihadapkan lagi dengan kondisi yang sangat tidak mudah, yang menuntut sikap dan tindakan responsif cepat, cerdas, cermat dan bijaksana.

Pandemi Covid-19 yang baru saja mulai mereda. Krisis global sebagai dampak pandemi sangat terasa, muncul lagi arogansi negara adikuasa yang memamerkan kekuatannya melalu perang yang menyebabkan sejumlah sektor kehidupan vital mengalami perubahan, seperti kenaikan harga BBM menyeret pula kenaikan harga beberapa bahan pokok yang menyulut berbagai unjuk rasa.

Era disrupsi ini telah memengaruhi berbagai sendi kehidupan. Semua proses dan dinamika kehidupan mengalami dampaknya.

Hampir semua aspek kehidupan berproses dengan cara yang sebelumnya tidak pernah atau sangat langka, yakni daring (online) yang sudah barang tentu menggunakan IT.

Pendidikan, ekonomi, bisnis, industri, praksis beribadah, bahkan mohon maaf kejahatan (cybercrime) pun menggunakan IT, sehingga dengan cepatnya berbagai informasi, baik yang positif maupun negatif tersebar luas di seantero dunia.

Paradigma pendidikan dan agama harus disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman ini.

Peningkatan kesadaran teknologi informasi merupakan suatu keniscayaan dalam menghadapi disruption era.

Hal yang sangat penting adalah membentuk manusia, generasi milenial yang memiliki sikap, karakter, nilai serta keterampilan, pengetahuan dan penalaran yang tinggi sehingga mampu, tidak hanya menjadi followers, viewers, readers dan users IT, tetapi pengendali, pengembang atau produser IT untuk berbagai kepentingan positif dan konstruktif kemanusiaan, termasuk memerangi kejahatan berbasis teknologi.

Diharapkan pula semua elemen masyarakat, di samping semakin terampil menggunakan IT, dapat semakin menyadari kelemahan dan kefanaan manusia, dengan penyerahan diri secara total dan penuh syukur kepada Allah Maha Kuasa yang merupakan sikap dan perilaku iman yang tepat dalam menghadapi era disrupsi ini.

Presiden Jokowi, pada periode pertama kepemimpinannya telah mencanangkan program “revolusi mental” sebagai tindak lanjut dari program sebelumnya pendidikan karakter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com