Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Hikmah Kasus Cokelat Terbawa

Kompas.com - 04/09/2022, 07:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

(Demi menghindari pencemaran nama-baik pihak mana pun maka saya sengaja tidak berani gegabah menyebut nama siapa pun di dalam naskah yang juga sengaja ditulis secara tertunda demi menunggu peristiwa yang terjadi sudah cukup lama lewat. Demi tidak memperkeruh air yang sedang keruh)

Beberapa hari menjelang perayaan 77 tahun Indonesia Merdeka mendadak terviralkan secara masif melalui medsos sebuah rekaman video menampilkan adegan seorang karyawati toko menegur seorang ibu berkendaraan mobil mewah yang diduga oleh sang karyawati toko sempat membawa cokelat tanpa membayar harga cokelat tersebut kepada kasir toko tersebut.

Tampak betapa sang ibu benar-benar marah lalu keluar dari mobil mewahnya untuk masuk ke dalam toko. Belakangan diketahui sang ibu membayar denda dan tidak membawa pulang cokelat tersebut.

Namun karena pihak toko menyebar video peristiwa itu, sang ibu yang merasa tak puas kemudian membayar seorang pengacara untuk mempolisikan sang karyawati atas dugaan pencemaran nama baik sang ibu.

Sebaliknya pihak toko tidak mau kalah dalam melaporkan sang ibu atas dugaan pencurian cokelat juga ke polisi.

Memang secara hukum yang berlaku di Indonesia pada hakikatnya setiap warga Indonesia berhak asasi melaporkan sesama warga ke polisi berdasar aneka ragam dugaan pelanggaran pidana.

Maka apa yang dilakukan oleh sang ibu mungkin saja dianggap benar menurut hukum yang berlaku di Indonesia, namun seyogianya jangan dilupakan bahwa di atas hukum sebenarnya masih ada keadilan serta di atas keadilan sebenarnya masih ada kemanusiaan.

Syukur Alhamdullilah, akhirnya terberitakan bahwa segenap pihak yang terlibat dalam kasus cokelat terbawa, yaitu sang ibu, sang karyawati dan sang manajer toko berkenan duduk bersama untuk secara kekeluargaan bermusyawarah mencari mufakat demi menjalin kesepakatan untuk saling memaafkan.

Hikmah yang dapat dipetik dari kasus sepotong cokelat terbawa tersebut adalah pada hakikatnya kembali terbukti bahwa bangsa Indonesia memang merupakan bangsa yang ramah tamah dan cinta damai.

Jika mau pasti mampu menyelesaikan masalah-masalah apa pun antarsesama warga Indonesia secara kekeluargaan tanpa harus melibatkan aparat negara selaras makna luhur yang terkandung di dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby Tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby Tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com