Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu "Blackout Challenge"? Tantangan Berbahaya yang Viral di TikTok

Kompas.com - 12/07/2022, 11:35 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - TikTok kembali menghadapi gugatan dari sejumlah orang tua di Amerika Serikat (AS) yang anaknya meninggal dunia akibat "Blackout Challenge". 

Dikutip dari The Verge, (7/7/2022), gugatan tersebut menyebutkan tantangan itu mendorong pengguna mencekik diri menggunakan ikat pinggang, tali tas, atau benda serupa hingga pingsan.

Adapun, semua anak yang dilaporkan meninggal berusia di bawah 15 tahun.

Gugatan terbaru diajukan oleh orang tua dari Lalani Walton (8 tahun), dan Arriani Arroyo (9 tahun).

Selain mereka, lima korban lain yang dilaporkan meninggal sepanjang 2021, yakni di Italia (10 tahun), Colorado, AS (12 tahun), Australia (14 tahun), Oklahoma, AS (12 tahun), dan Pennsylvania, AS (10 tahun).

Lantas, apa itu "Blackout Challenge" yang viral di Tiktok?

Baca juga: TikTok Dituntut Gara-gara Tantangan Berbahaya Blackout Challenge

Apa itu "Blackout Challenge"?

Dilansir dari Women's Health, blackout challenge juga disebut choking challenge (tantangan tersedak) atau pass out challenge (tantangan pingsan).

Blackout challenge adalah sebuah tantangan di media sosial TikTok yang mendorong pengguna untuk menahan napas sampai pingsan karena kekurangan oksigen.

Tantangan ini telah ada setidaknya sejak 2008, tetapi kembali mencuat di media sosial TikTok pada 2021.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkapkan, tren ini menyebabkan sekitar 82 kematian anak pada 2008.

Untuk itu, para ahli telah memperingatkan anak-anak muda untuk tidak mencoba tantangan sejenis ini.

Baca juga: Bahaya Blackout Challenge, Tantangan Tahan Nafas Ekstrem yang Viral di TikTok

Dampak blackout challenge

Seorang dokter dari Union Quay Medical Centre Cork, Nick Flynn, turut memperingatkan risiko blackout challenge, seperti hipoksia, kejang, kerusakan otak, dan kematian.

Saat mengikuti tantangan pingsan, mereka akan menghentikan gerak otot dada, yang berakibat pada terhentinya kerja dada.

Sehingga, oksigen tidak akan tersalurkan ke otak. Otak yang kekurangan oksigen pun akan membuat orang kehilangan kesadaran.

"Apa yang sebenarnya terjadi di otak adalah kekurangan oksigen, seperti ketika seseorang tenggelam, tersedak, atau mengalami serangan jantung," jelas Nick Flynn, dikutip dari Irish Examiner.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com