KOMPAS.com - Kemajuan teknologi mengakibatkan informasi mudah menyebar dengan cepat lewat layar ponsel.
Siapa pun dengan latar belakang apa pun bisa membagikan pengalaman mereka melalui media sosial yang marak digunakan dewasa ini. Mereka yang sering membagikan informasi ini kerap dikenal sebagai influencer.
Influencer identik dengan akun yang memiliki jumlah pengikut media sosial sangat banyak. Mereka kerap membagikan rekomendasi fesyen, produk makanan, hingga kosmetik.
Ada banyak sekali video rekomendasi skin care yang dibuat dan dipublikasi oleh para influencer.
Seringnya, video rekomendasi skin care yang berdurasi 15 - 60 detik itu dapat mempengaruhi pengguna media sosial lain yang menonton video tersebut.
Tak jarang, seseorang akan memutuskan untuk membeli produk kecantikan sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh influencer.
Lantas, amankah mengikuti rekomendasi skin care yang disarankan oleh influencer?
Baca juga: Memperpanjang Usia Simpan Produk Kosmetik dan Skin Care
Dokter kulit di Central Dermatology Center, California, Dr. Beth Goldstein menyayangkan maraknya tren rekomendasi skin care yang dikemas dalam video di media sosial, salah satunya di TikTok.
"Dari sudut pandang medis, sangat bagus memiliki pasien yang telah meneliti jenis perawatan dan kondisi kulitnya," ujarnya, dilansir dari HuffPost.
"Tapi kami butuh sedikit waktu untuk memperbaiki informasi yang salah," terangnya.
Informasi yang salah di sini bisa banyak hal, misal tentang mitos sunscreen yang dikatakan menyebabkan kanker. Informasi-informasi salah seperti ini biasanya didapatkan masyarakat dari media sosial.
Selaras dengan Goldstein, ahli kecantikan Mina-Jacqueline juga menyayangkan tren yang marak terjadi ini. "Para influencer ini, mereka tidak memiliki latar belakang medis," ungkapnya.
"Mereka tidak tahu konsekuensinya. Mereka melakukan sesuatu karena mereka perlu menjadi viral. Itulah tujuan mereka," tambahnya.
Baca juga: Mengenal Sejarah Komestik dan Jenis-jenis Kosmetik Masyarakat Kuno
Sebagai contoh, dokter kulit Elaine Kung pernah mendapatkan pasien dengan keluhan kulit kepala gatal dan jerawat di sekitar wajahnya.
Pasien tersebut mengatakan bahwa selama ini ia telah mengubah rutinitas perawatan kulitnya.