Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Donor Darah Sedunia 2022: Sejarah, Tema dan Twibbon

Kompas.com - 14/06/2022, 10:29 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap 14 Juni, dunia memperingati Hari Donor Darah Sedunia atau World Blood Donor Day.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Hari Donor Darah Sedunia bertujuan meningkatkan kesadaran akan perlunya darah dan produk darah yang aman.

Peringatan ini sekaligus sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada para donor darah atas hadiah darah yang menyelamatkan banyak jiwa.

Berikut sejarah, tema, dan twibbon Hari Donor Darah Sedunia 2022:

Baca juga: Hari Donor Darah Sedunia, Bagaimana Sejarah dan Cara Memperingatinya?

Sejarah Hari Donor Darah Sedunia

World Blood Donor Day pertama kali diperingati pada 14 Juni 2004, dengan tujuan awal membangun kesadaran akan kebutuhan donor darah.

Terpilihnya 14 Juni oleh WHO lantaran tanggal ini merupakan hari lahir Karl Landsteiner, seorang ilmuwan yang berjasa menemukan penggolongan darah.

Dilansir dari laman OneBlood, Karl Landsteiner meraih Penghargaan Nobel bidang Kedokteran pada 1930 atas keberhasilannya dalam mengklasifikasikan golongan darah.

Landsteiner adalah orang pertama yang mengklasifikasikan darah manusia menjadi golongan A, B, AB, dan O.

Penemuan dr. Landsteiner ini membawa perubahan besar bagi dunia kedokteran, terutama transfusi darah.

Sebelum penemuan golongan darah, transfusi darah bukanlah metode aman untuk menangani seseorang yang kekurangan darah.

Pasalnya, transfusi justru menyebabkan penggumpalan darah yang berujung pada kematian.

Baca juga: Donor Organ: Apa Saja yang Bisa Didonorkan dan Syaratnya

Dikutip dari laman Nobel, pada 1901-1903, Landsteiner mempelajari efek mencampur sel darah merah manusia dengan serum dari manusia yang berbeda.

Dari sana, ia menemukan bahwa campuran sel darah merah seringkali menyebabkan penggumpalan darah atau hemaglutinasi.

Kala itu, para peneliti percaya bahwa hemaglutinasi terjadi karena penyakit tertentu. Namun, Landsteiner membantah lantaran dirinya mencampur darah dan serum dari orang yang sehat.

Karl Landsteiner pun mulai menyadari, tidak setiap darah itu sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com