Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Evolusi Teori Evolusi

Kompas.com - 12/06/2022, 05:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH menyimak artikel Match and Mix (The Economist 3 Oktober 2020) serta bagan pohon hominin phylogenetic besutan Current Biology Nature Science terkandung di dalam Yearbook of Physical Archeology, mohon dimaafkan oleh para evolusionis bahwa sebagai insan awam saya memberanikan diri mengambil kesimpulan bahwa teori evolusi Darwinisme sedang mengalami proses evolusi internal.

Kesimpulan saya diperkuat kalimat sub judul naskah Match and Mix yang sudah terkesan tendensius mengarahkan opini ke arah tertentu: Species used to be seen as reproductive isolates. No longer. They breed with each other, the creating new ones. And that was once true of Homo Sapiens, as well.

Selama berpendapat belum dilarang secara konstitusional maka saya memberanikan diri untuk berpendapat bahwa evolusi tidak dimonopoli oleh teori seleksi alam.

Pada hakikatnya apa yang disebut sebagai alam terlalu kompleks untuk bisa dirangkum ke dalam sebuah teori saja. Kecuali dipaksakan dengan kekuasaan dan kewibawaan politis kultural.

Evolusi yang terjadi pada burung jenis finch (maaf saya tidak tahu bahasa Indonesianya yang akurat) di pulau Daphne Besar, Galapagos membuktikan bahwa evolusi juga bisa terjadi sebagai akibat dari reproduksi hasil jalinan hubungan seksual antarmahkluk saling beda jenis.

Evolusi hibridal juga telah terbukti terjadi pada diri mahluk teman utama manusia, yaitu anjing yang semula tidak ada namun diadakan antara lain oleh manusia yang evolusinya masih terus berlanjut sampai masa kini.

Anjing kesayangan Ibu Aylawati Sarwono, yaitu Ceko juga sampai kini masih belum diketahui berasal dari jenis anjing ras apa dengan ras apa saja.

Kelelawar pemakan buah yang berkeliaran di kawasan Karibea, Artibeus schwartzi merupakan hewan hibrida dalam proses selama sekitar 30.000 tahun antara Artibeus jamaicensis dengan Artibeus planirostris berhidung pesek dengan jenis kelalawar yang kini sudah punah tanpa bisa diketahui identitas jenisnya.

Bukan mustahil bahwa homo sapiens merupakan produk evolusi hibridal dengan homo erectus, homo naledi, homo floreinsis, homo heidelbergensis, homo denisova, homo neanderthalensis serta homo entahapalagiensis yang masih belum ditemukan.

Belum dapat diketahui apa saja yang sebenarnya terjadi dalam kurun waktu jutaan tahun proses evolusi di marcapada.

Pada hakikatnya – menurut pendapat saya – semua data itu untuk sementara ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa teori evolusi tidak dimonopoli oleh teori seleksi alam yang wajar jika tidak didukung oleh para pemercaya fanatik teori seleksi alam dan pasti dihujat murtad oleh para umat agama yang die hard membenci teori evolusi khayalan Darwin.

Sebenarnya tidak perlu dihujat sebab pada hakikatnya teori evolusi bukan melawan namun melengkapi ajaran agama tentang penciptaan mahluk hidup di planet bumi.

Juga tidak perlu menyemooh saya sebab teori hibridal bukan melawan namun melengkapi teori seleksi alam di mana kedua teori mau pun teori lain-lainnya merupakan bagian hakiki yang melekat pada apa yang disebut sebagai proses evolusi teori evolusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Tren
Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Tren
Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Tren
Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Tren
Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Tren
Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Tren
Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Tren
Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Tren
Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Tren
Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com