KOMPAS.com - Kasus Covid-19 masih marak terjadi di sebagian negara di dunia, salah satunya di Indonesia.
Tren peningkatan kasus Covid-19 dilaporkan kembali terjadi di Indonesia. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan peningkatan kasus tersebut sebesar 31 persen selama tiga pekan terakhir.
"Jika dilihat pada grafik kasus positif Covid-19 mingguan, terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus tanggal 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan," kata Wiku, dilansir dari Kompas.com (9/6/2022).
Peningkatan kasis Covid-19 ini menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan berapa kali seseorang bisa terinfeksi covid-19.
Pasalnya, gelombang Omicron kerap memicu terjadinya reinfeksi covid-19 sehingga seseorang bisa terkena covid-19 berkali-kali.
Baca juga: Corona di Indonesia Naik Lagi, Ini Peringatan Satgas Covid-19
Sejauh ini, varian Omicron tidak menunjukkan tanda-tanda akan lenyap. Sebaliknya, varian tersebut terus bermutasi membentuk sub-varian lainnya, seperti BA.2 atau BA2.12.1 di Amerika Serikat, serta BA.4 dan BA.5 di Afrika Selatan.
Varian ini terus menginfeksi orang-orang yang sebelumnya sudah pernah terkena Covid-19.
Dilansir dari The New York Times (16/5/2022), para peneliti menyebutkan adanya potensi reinfeksi virus Covid-19 yang ketiga atau keempat kali terjadi di tahun yang sama.
"Virus ini akan terus berkembang," ujar Juliet Pulliam, ahli epidemiologi di Universitas Stellenbosch di Afrika Selatan.
"Dan mungkin akan ada banyak orang yang terkena Covid-19, banyak infeksi ulang sepanjang hidup mereka," imbuhnya.
Menurut Pulliam, sulit untuk menghitung seberapa sering orang akan terinfeksi Covid-19. Sebab, tidak semua pasien yang mengalami reinfeksi melaporkannya ke layanan kesehatan.
Kendati demikian, Pulliam dan rekan-rekannya telah mengumpulkan data yang cukup di Afrika Selatan untuk mengatakan bahwa tingkat reinfeksi ini lebih tinggi daripada varian sebelumnya.
Baca juga: Update Corona 8 Juni 2022: Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Naik
Sebelumnya, para ahli menaruh harapan pada pemberian vaksinasi sehingga mampu mengurangi potensi reinfeksi Covid-19.
Namun, ahli virus di Scripps Research Institute di San Diego, Kristian Andersen mengatakan, reinfeksi masih bisa terjadi pada seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
"Jika kita mengelolanya dengan cara kita mengelolanya sekarang, maka kebanyakan orang akan terinfeksi setidaknya beberapa kali dalam setahun," ujarnya.