Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Lambang WHO dan IDI Ular dan Tongkat? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 25/05/2022, 12:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kenapa lambang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ular? 

Pertanyaan ini sempat menjadi pembahasan di media sosial, Selasa (24/2/2022). 

Sejumlah warganet mempertanyakan kaitan antara kesehatan, obat, dan ular yang jadi lambang WHO dan sejumlah organisasi kesehatan atau farmasi. 

Lalu, apa alasan lambang WHO bergambar ular dengan tongkat? Bagaimana sejarah dan penjelasannya?

Baca juga: Kenapa Banyak Orang Vietnam Namanya Nguyen?

Lambang WHO

Dikutip dari situs resmi WHO, lambang WHO dipilih oleh Majelis Kesehatan Dunia Pertama pada tahun 1948.

Lambang itu terdiri dari lambang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diapit oleh tongkat dengan ular melingkar di sekeliling tongkat.

Diketahui, tongkat dengan ular telah lama menjadi simbol kedokteran dan profesi medis.

Hal itu berasal dari kisah Asclepius, yang dipuja oleh orang Yunani kuno sebagai dewa penyembuhan dan pemujaannya melibatkan penggunaan ular.

Sebagai dewa pengobatan, Asclepius banyak menyelamatkan nyawa pasiennya.

Hal itulah yang membuat Hades, dewa dunia bawah, mengeluh tentang Asclepius kepada dewa tertinggi Zeus yang takut bahwa penyembuh itu akan membuat manusia abadi.

Zeus pun membunuh Asclepius dengan petir.

Baca juga: Mengapa Huruf Arab Ditulis dari Kanan dan Mandarin Ditulis dari Atas?

Lambang IDI

Tidak hanya WHO, lambang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga bergambar ular yang melingkar di tongkat.

Dikutip dari Live Science, (11/3/2022), lambang kesehatan berupa ular dan tongkat ini merupakan Rod of Asclepius atau tongkat Asklepian.

Tongkat dan ular yang tertera pada lambang kesehatan sebenarnya adalah tongkat yang dibawa oleh Dewa Asclepius.

Dewa Asclepius adalah Dewa Kesehatan dan Kesembuhan. Ia juga merupakan anak dari Dewa Apollo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com