Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Kamar Indekos Penuh Sampah, Hoarding Disorder?

Kompas.com - 17/05/2022, 18:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video menunjukkan kondisi sebuah kamar indekos yang dipenuhi dengan sampah, beredar di media sosial.

Pengunggah adalah akun Twitter ini pada 16 Mei 2022.

Ia menjelaskan, kamar indekos itu adalah kamar yang ada di depan kamar miliknya. Sang penghuni sudah meninggalkan kamar itu tanpa memberi informasi apapun.

Ketika pemilik membuka kamar yang tak lagi ditempati itu, ternyata ditemukan kondisi yang sangat berantakan.

Kamar penuh dengan sampah botol air mineral, plastik, kardus, dan bungkus minuman lainnya, lengkap dengan sedotan yang masih ada di dalamnya.

Saking banyaknya, sampah-sampah itu bahkan memenuhi lantai kamar dan meja.

Banyak warganet yang menyebut hal ini sebagai hoarding disorder. Benarkah demikian?

Baca juga: Viral Kamar Kos Penuh Sampah Disebut Netizen Hoarding Disorder, Apa Itu?

Hoarding disorder

Dikutip dari NHS, hoarding disorder adalah kondisi ketika seseorang memiliki begitu banyak barang dan menyimpannya dengan cara yang berantakan. Hal ini menyebabkan kekacauan yang sulit dikendalikan.

Orang yang mengalami hoarding disorder biasanya memiliki latar belakang hidup sendiri, tidak menikah, kebahagiaan masa kecil yang terampas, memiliki keluarga yang juga hoarding, atau terbiasa tinggal di rumah yang berantakan.

Orang yang mengalami hoarding disorder biasanya memiliki keyakinan yang kuat "saya mungkin akan membutuhkan ini suatu hari nanti", "Jika saya beli ini, ini akan membuat saya senang".

Kondisi lain yang juga membuat orang bisa memiliki hoarding disorder adalah ketika mengalami masa sulit seperti ditinggal mati oleh orang tercintanya.

Ia bisa jadi akan menyimpan dan membiarkan barang-barang milik mending untuk tetap ada di rumah, tidak disingkirkan.

Hal itu membuat ada banyak barang di sekitarnya, meskipun barang itu tidak ia gunakan.

Orang yang memiliki masalah ini biasanya biasanya merasa begitu emosional ketika harus memutuskan benda mana yang harus ia buang, singkirkan, kurangi, dan sebagainya.

Ini membuatnya enggan untuk memilih-milih barang dan membuang yang sudah tidak diperlukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com