Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Dicari! Crazy Rich Peduli Sosial Tanpa Pansos

Kompas.com - 03/05/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony”.

Mohandas Karamchand Gandhi menarasikan arti kebahagiaan berdasarkan “lelakon” hidupnya.

Menurut dia, kebahagian itu adalah ketika apa yang kita pikirkan, apa yang kita katakan, dan apa yang kita lakukan demikian selaras.

Gandhi menjadi salah satu sosok penting yang terlibat dalam gerakan kemerdekaan India. Sikapnya yang menentang segala bentuk penindasan dan kekerasan telah membuatnya menjadi “legenda” sekaligus inspirasi dunia.

Dalam kehidupan, kebaikan bisa datang dari siapa saja dan tanpa mengenal sekat-sekat SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).

Bisa jadi sedikit kebaikan yang kita tabur, suatu saat tanpa kita nyana bisa “kembali” dari kebaikan orang lain kepada kita.

Pernahkah kita sadari, di saat uang di dompet demikian sangat tiris tetiba ada kawan yang “sambat” meminta bantuan mendadak.

Kerelaan yang kita berikan ternyata di suatu saat akan kita dapatkan “kembali” dengan rezeki dadakan yang tidak kita duga sama sekali.

Matematika Tuhan begitu tidak kita pahami dengan akal yang terbatas. Tidak ada rumus atau dalil, matematika Tuhan adalah cara berhitung tanpa berharap ada rugi dan laba.

Kebaikan tidak selalu identik dengan “fulus”. Kebaikan bisa berwujud perhatian dan pertolongan serta memberikan rekomendasi.

Saya begitu teringat dengan kebaikan sahabat saya wartawan senior Taryono Asa, yang sempat mentraktir sate ayam berikut lontongnya di saat saya sedang kelaparan usai mengantarkan lamaran sebagai wartawan part time.

Sebagai mahasiswa yang ingin mendapat tambahan untuk membayar uang semesteran di Universitas Indonesia (UI) tahun 1990, menjadi wartawan paruh waktu di Majalah Forum Keadilan – tempat Taryono Asa bekerja - adalah sebuah dambaan.

Walau akhirnya saya tidak berhasil diterima, tetapi bantuan Taryono Asa tetap saya ingat selalu.

Saat akhirnya saya menjadi reporter stasiun televisi swasta, malah kerap di lapangan bahkan dinas di luar kota saya bertugas berbarengan.

Tidak ada senior atau yunior, karena kami sama-sama kuli disket. Disket ini penyimpan file naskah berita di komputer yang berbasis wordstar.

Jauh lebih maju daripada kuli tinta atau kuli mesin ketik untuk sebutan profesi wartawan era 1990 - 2000.

Kebaikan Taryono terus berlanjut tahun 2003 di saat saya diminta membantu strategi komunikasi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tempat Taryono berkhirmat usai mengakhiri karir kewartawanannya.

Padahal di saat bersamaan, saya baru saja melepas status sebagai produser senior di salah satu stasiun televisi swasta. Kebaikan berjalan seperti circle, yang tidak ada habisnya.

Kebaikan Chee Hoi Lan yang merawat Rohana bayi hingga berusia remaja di Kuala Lumpur, Malaysia karena ibu kandung Rohana terpaksa keluar dari Malaysia begitu mulia. Ibu Rohana terpaksa meninggalkan bayinya karena izin tinggalnya habis.

Walau berbeda keyakinan, Chee Hoi Lan tetap menjaga permintaan ibunya Rohana agar bayi Rohana hingga dewasa tetap memeluk agama Islam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com