Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Daerah Paling Toleran di Indonesia, Mana Saja?

Kompas.com - 02/04/2022, 20:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - SETARA Institute baru-baru ini merilis Indeks Kota Toleran (IKT) 2021 yang menilai tingkat toleransi beberapa kota Indonesia.

Dari lima kali studi tentang IKT dilakukan, skor rata-rata nasional 2021 menjadi yang paling tinggi, dengan 5,24.

Dalam studinya, SETARA Institute menggunakan empat variabel dan delapan indikator terhadap 94 kota di Indonesia.

IKT ini diharapkan dapat memberikan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawancara kebangsaan, dan inklusi.

Hasilnya, Singkawang, Kalimantan Barat menjadi kota paling toleransi di Indonesia dengan skor 6,483 dari skala 1-7.

Baca juga: Ibu Kota Dipindah ke Kalimantan Timur, Ini Potensi Bencananya...

Daftar kota paling toleran di Indonesia

Berikut daftar 10 kota paling toleransi di Indonesia:

  1. Singkawang dengan skor akhir 6,483
  2. Manado dengan skor akhir 6,400
  3. Salatiga dengan skor akhir 6,367
  4. Kupang dengan skor akhir 6,337
  5. Tomohon dengan skor akhir 6,133
  6. Magelang dengan skor akhir 6,020
  7. Ambon dengan skor akhir 5,900
  8. Bekasi dengan skor akhir 5,830
  9. Surakarta dengan skor akhir 5,783
  10. Kediri dengan skor akhir 5,733

Baca juga: 5 Kota Paling Macet di Indonesia, Mana Saja?

Depok jadi kota paling tidak toleran

Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menerima penghargaan sebagai kota paling toleran berdasarkan riset SETARA Institute pada 2021, Rabu (30/3/2022)KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menerima penghargaan sebagai kota paling toleran berdasarkan riset SETARA Institute pada 2021, Rabu (30/3/2022)

Sementara itu, Depok mejadi kota paling tidak toleran setelah mendapat skor paling sedikit, yaitu 3,577. Disusul Banda Aceh (4,043), Cilegon (4,087), Pairaman (4,233), dan Langsa (4,363).

Keempat variabel yang dinilai adalah regulasi pemerintah kota, tindakan pemerintah, regulasi sosial, dan demografi agama.

Masing-masing variabel tersebut memiliki dua indikator, sehingga total menjadi delapan, yaitu:

  1. Rencana pembangunan (10 persen)
  2. Kebijakan diskriminatif (20 persen)
  3. Peristiwa intoleransi (20 persen)
  4. Dinamika masyarakat sipil (10 persen)
  5. Pernyataan publik pemerintah kota (10 persen)
  6. Tindakan nyata pemerintah kota (15 persen)
  7. Heterogenitas agama (5 persen)
  8. Inklusi sosial keagamaan (10 persen)

Baca juga: Beredar Kabar Uang JHT Dipakai Pemerintah untuk Proyek Kereta Cepat dan Ibu Kota Baru, Benarkah?

Tiga kota konsisten toleran

SETARA Institute mengatakan, pemilihan kota sebagai obyek kajian didasarkan pada pertimbangan bahwa komposisi penduduk perkotaan lebih heterogen dibandingkan dengan kabupaten.

Sumber data studi untuk mengukur indikator ini adalah dokumen resmi pemerintah kota, data Badan Pusat Statistik (BPS), Komnas Perempuan, data SETARA Institute, dan referensi media terpilih.

Mereka mencatat, ada tiga kota yang secara konsisten berada dalam 10 peringkat tertinggi dalam lima kali studi, yaitu Kota Salatiga, Kota Singkawang, dan Kota Manado.

Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?

Catatan penting kemajuan toleransi pada tiga kota ini ada pada pengelolaan kerukunan yang diselenggarakan bersama.

Sebagai informasi, pengelolaan kerukunan sudah menjadi bagian dari program kota yang inisiasinya tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Keadaan sebaliknya terjadi pada dua kota yang mengalami grafik penurunan cukup tajam pada IKT 2021, yaitu Kota Pematang Siantar dan Kota Pontianak.

Baca juga: Sejarah Yerusalem (Al-Quds), Kota Suci Tiga Agama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com