Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP Bandung Dijambret di Keramaian Tak Ada yang Menolong, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 27/03/2022, 08:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang siswa SMP terekam CCTV menjadi korban penjambretan di Jalan Pungkur, Kota Bandung, pada Rabu (23/3/2022) sekitar pukul 16.00 WIB.

Di tengah keramaian, siswa tersebut sempat berteriak meminta tolong. Sayangnya, tidak ada satu pun warga yang berniat menolong.

Diberitakan Kompas.com (25/3/2022), Fitri (40) yang merupakan orang tua korban menceritakan bahwa saat itu anaknya hendak pulang sekolah.

Korban pulang berjalan kaki bersama dua temannya, tetapi kemudian berpisah di terminal Kebon Kelapa.

Saat korban berjalan sendirian, dua orang pelaku mendekat dan menggeledah korban serta mengambil paksa ponsel dalam saku celana korban.

Pelaku yang diduga membawa senjata tajam itu kemudian melarikan diri dengan santai.

“Orang di sama tidak ada yang bantuin anak saya, sudah si pelakunya juga enggak langsung lari, satu nunggu ada yang lihat. Kata anak saya (warga) pada lihat tapi enggak ada yang bantuin. Driver (ojol) ini juga jelas lihat banget,” katanya miris.

Ada apa dengan fenomena ini, mengapa banyak orang melihat peristiwa penjambretan tersebut tapi tidak ada satupun yang menolong?

Baca juga: Bocah SMP Korban Penjambretan di Bandung Trauma dan Mengigau Saat Tidur

Penjelasan psikolog

Psikolog sekaligus akademisi dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani mengatakan, peristiwa yang baru terjadi di Bandung sesungguhnya peristiwa yang menyedihkan dan miris.

Ia memaparkan dari persepsi psikologi, fenomena tak acuh warga sekitar saat melihat kejahatan seperti itu dikenal dengan istilah anti empati atau bystander effect. Fenomena ini bisa disebabkan beberapa hal.

Pertama, dengan semakin sibuk dan beragamnya kepentingan orang-orang di sekitar yang berpotensi menolong, mereka cenderung memilih acuh tak acuh,” kata Ratna saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (26/3/2022) malam.

Kedua, semakin banyak orang yang melihat peristiwa tersebut, justru semakin memunculkan sikap acuh tak acuh dari orang yang melihat peristiwanya.

Hal ini dikarenakan mereka seolah saling menunggu dan menggantungkan pada orang-orang lain di sekitar siapa yang akan menolong.

“Efeknya ya hanya saling pandang dan sekedar melihat saja tanpa berbuat sesuatu. Bahkan pada beberapa kasus, meski mereka tahu bahwa itu adalah kejadian serius yang darurat membutuhkan pertolongan atau bantuan segera, mereka tetap memilih saling menunggu,” paparnya.

Baca juga: Pemerkosaan Anak oleh Keluarga Dekat, Apa Penyebab dan Pencegahannya? Ini Kata Psikolog

Ketiga, tanggung jawab. Semakin banyak orang yang melihat maka akan semakin kecil tanggung jawab mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com