Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dongeng Kerajaan Jurdil

Kompas.com - 20/03/2022, 13:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM rangka menyambut Hari Dongeng Sedunia, saya mohon ijin mempersembahkan sebuah karya dongeng sederhana swasembada buatan saya sendiri.

Alkisah kocap kacarita konon sebuah kerajaan yang masyarakatnya sedemikian jujur dan adil sehingga kerajaan itu diberi nama Jurdil sebagai akronim Jujur dan Adil.

Meski sistem politis kerajaan Jurdil sama sekali bukan demokrasi, namun murni monarki, tetapi setiap lima tahun menyelenggarakan pemilihan raja demi memberikan kesempatan bagi rakyat kerajaan memilih raja sesuai dengan kehendak mayoritas rakyat.

Kekuasaan raja juga secara konstitusional dibatasi hanya dua periode tanpa pernah ada yang mencoba mengamandemen.

Setiap warga yang telah dewasa diberi kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai raja tanpa harus melalui partai politik karena sama sekali tidak ada kingial-threshold alias ambang batas syarat calon raja agar tidak ada yang namanya money politic.

Tidak ada raja terpilih tersandera hutang budi kepada parpol atau terlilit hutang duwit kepada oligarki mahakayaraya.

Setiap warga dapat menyalonkan diri sebagai calon raja tanpa harus setor sesen pun kepada parpol mana pun sebab biaya kampanye pemilihan raja disediakan langsung oleh kerajaan Jurdil .

Agar dapat diselenggarakan secara benar-benar jujur dan adil, maka pemilihan raja diselenggarakan secara online yang dilaksanakan dan dikendalikan secara online dengan peralatan komputer termutakhir oleh KPR (Komite Pemilihan Raja).

Para anggota KPR sudah dipilih secara ketat serta digodog di Kawah Candimuka agar kebal korupsi.

Komputer yang digunakan untuk menyelenggarakan Pilraj secara Jujur dan Adil adalah yang tercepat dan terakurat sehingga seluruh rakyat dapat mengikuti masukan suara rakyat dari seluruh pelosok kerajaan Jurdil lewat laptop dan hape masing-masing dari detik ke detik penyelengaraan pemilihan raja sehingga sulit terjadi kecurangan.

Karena pilraj diselenggarakan secara elektronik, maka dapat dilakukan penghematan biaya puluhan triliunan rupiah untuk produksi kotak suara, formulir suara serta jutaan petugas yang harus diberi honor.

Biaya puluhan triliunan rupiah yang dihemat siap digunakan untuk kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan rakyat seperti, misalnya, pembangunan gedung sekolah dan rumah sehat di pedesaan serta meningkatkan kesejahteraan guru maupun subsidi agar biaya pendidikan gratis mulai dari prasekolah sampai dengan universitas mau pun membiayai pembangunan ibu kota lama yang sudah eksis agar bebas macet dan bebas banjir ketimbang membangun ibu kota baru.

Bagi yang menganggap naskah Dongeng Pemilihan Raja Di Kerajaan Jurdil sebagai khayalan omong kosong di siang hari bolong akibat tidak masuk akal waras pada hakikatnya tidak terlalu keliru. Namun sekaligus juga tidak terlalu benar.

Menyelenggarakan pemilihan raja secara jujur dan adil di mana setiap warga diberi kesempatan yang sama untuk menjadi raja tanpa dibatasi ambang batas calon raja mau pun penyelenggaran pemilu/pilraj secara on line sama sekali bukan sesuatu yang mustahil.

Kalau mau pasti dongeng ini mampu diwujudkan menjadi kenyataan. Kalau mau pasti mampu. Kalau tidak mampu berarti sekadar tidak mau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com