KOMPAS.com – Untuk pertama kalinya, kasus hantavirus ditemukan di Kota Washington DC, Amerika Serikat.
Dilansir dari Ars Technica, Sabtu (5/3/2022), dua warga Washington DC diketahui terpapar Hantavirus.
Hantavirus merupakan virus yang disebarkan oleh tikus dan berpotensi menjadi penyakit yang mewabah.
Permasalahan populasi tikus yang terjadi di Washington DC memang sangat memprihatinkan. Pasalnya, laporan menyebutkan adanya peningkatkan keluhan masyarakat terhadap hewan pengerat dari tahun ke tahun.
Sejak 2014 – 2017, keluhan mengenai keberadaan hewan pengerat ini terus meningkat hingga 400 persen.
Sementara pada 2021, total keluhan tersebut kembali meningkat sebanyak 40 persen dari 2020.
Kendati Hantavirus tidak menular dari manusia ke manusia, seseorang yang terinfeksi Hantavirus akan mengalami penyakit gangguan pernapasan yang berpotensi mematikan.
Baca juga: Ramai soal Hantavirus, Tak Akan Menular dari Manusia ke Manusia dan Sejarah Kemunculannya
Dikutip dari Kompas.com, (22/12/2021), hantavirus tidak menyebabkan hewan pengerat tersebut sakit.
Penularan hantavirus ke manusia bisa terjadi melalui perantara udara. Awalnya virus tersebut bersarang di urin, kotoran, dan air liur tikus atau hewan pengerat lainnya.
Kemudian virus akan menginfeksi manusia apabila manusia tersebut menghirup partikel virus aerosol.
Selain itu, penularan juga bisa terjadi apabila manusia melakukan kontak secara langsung dengan urin dan kotoran tikus yang mengandung hantavirus.
Sebelumnya, jenis hantavirus ini banyak ditemukan di Eropa dan Asia.
Baca juga: Hantavirus: Dari Karakter, Gejala, Proses Penularan, hingga Vaksinasi
Bahaya hantavirus tergantung pada jenis virusnya. Pada kasus yang terjadi di Washington DC tersebut, jenis hantavirus yang menjangkiti adalah “Old World” atau virus Seoul.
Virus Seoul ini menyebar dari tikus coklat biasa. Kadang juga dari tikus selokan atau tikus dermaga.