Oleh: Alifia Putri Yudanti & Ikko Anata
KOMPAS.com - Kita mungkin jarang mendengar ada pembunuh berantai berjenis kelamin perempuan. Namun, ada salah satu perawat wanita yang dikenal sebagai 'Angel of Death' karena mampu menghabisi nyawa 31 pasiennya. Dia adalah Jane Toppan.
Melansir HeadStuff, Toppan lahir pada 1857 dengan nama Honora Kelley. Saat itu, kehidupannya sangat tragis. Ibunya meninggal karena TBC, sementara ayahnya pecandu alkohol. Akhirnya, ia dan kakaknya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Perempuan Boston.
Di situlah awal mula pengadopsiannya oleh keluarga Toppan.
Dalam siniar Tinggal Nama episode "Jane Toppan: Sang Perawat Pencabut Nyawa [Pt.1]", dikisahkan awal mula kehidupan Toppan sebelum berhasil membunuh mangsa-mangsanya. Untuk mendengarkan kisah lengkapnya, akses tautan berikut https://dik.si/tn_jane.
Namun, banyak orang yang belum tahu fakta lain dari Toppan. Berikut adalah fakta-fakta mengerikan Jane dari situs Ranker.
Sebelum usianya menginjak 20 tahun, perempuan ini pernah melakukan percobaan bunuh diri. Hal ini disebabkan oleh tunangannya yang meninggalkannya di altar pernikahan. Dia pun beberapa kali mencoba bunuh diri sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi perawat.
Baca juga: Serba-Serbi Konsumsi Alkohol di Indonesia
Namun, agar memenuhi syarat, dia harus menyembunyikan secara rapat soal kecenderungan bunuh dirinya. Oleh karena itu, sekolah perawat menerimanya.
Saat menjalani pelatihan perawat, Jane Toppan harus menyaksikan beberapa otopsi. Ketika sebagian besar teman-temannya muak dengan prosedur itu, Toppan justru sangat menikmatinya.
Bahkan, beberapa atasannya mencatat bahwa Toppan memiliki semacam "obsesi" dengan kematian. Namun, tanda ini tak ada yang menghiraukan hingga akhirnya ia berhasil membunuh pasiennya.
Setelah diadopsi, Toppan mulai bekerja sebagai perawat magang pada 1885. Dia pun memulai pelatihannya di Rumah Sakit Cambridge, tempat pengujian obat pada pasiennya tanpa diketahui oleh dokter.
Perempuan ini akan memberi mereka morfin, atropin, dan opioid dalam jumlah yang bervariasi karena ingin melihat efek obat tersebut pada sistem saraf.
Toppan pun menghabiskan banyak waktu di kamar pasien dan membuat grafik palsu untuk menyembunyikan aktivitas kejinya. Tidak semua pasien ini langsung meninggal. Beberapa dari mereka yang sudah sekarat, bisa hidup kembali setelah obatnya habis.
Saat bekerja di Rumah Sakit Cambridge, Toppan adalah sosok yang ramah dan ceria sehingga membuat rekan kerjanya terkesan. Hal ini menyebabkan mereka menjulukinya 'Jolly Jane'. Namun, di balik itu, Toppan senang "bereksperimen" dengan pasiennya.
Meskipun ia secara resmi bukan diadopsi untuk dijadikan anak, melainkan pelayan, Toppan percaya bahwa Elizabeth adalah saudara angkatnya. Elizabeth yang diperlakukan sangat baik oleh kedua orang tuanya, membuat Toppan kesal.