KOMPAS.com - Ramadhan tinggal sebentar lagi, tetapi kasus Covid-19 masih mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan.
Hingga Sabtu (19/2/2022) pukul 12.00 WIB, angka positif Covid-19 bertambah 59.384 kasus. Sehingga, jumlah kasus positif Covid-19 sampai saat ini menjadi 5.149.021 orang.
Lantas, bagaimana pelaksanaan bulan puasa dan mudik pada 2022 ini?
Begini penjelasan dari pakar epidemiologi:
Baca juga: Pengobatan untuk Meringankan Gejala Omicron Sewaktu Isoman di Rumah
Pakar epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman menjelaskan, saat ini risiko dari tiap gelombang infeksi tidak lagi sebesar sebelumnya.
Ia menyebut, meski jumlah kasus infeksi di masyarakat tinggi, tetapi risiko bahaya dari Covid-19 perlahan mengalami penurunan.
"Secara bertahap risiko dampaknya itu berkurang seiring dengan landskap imunitas yang semakin meningkat," kata Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).
Untuk itu, masih terdapat waktu sebelum bulan puasa dan Idul Fitrii tiba untuk meningkatkan capaian vaksinasi di masyarakat.
Masyarakat diminta menerapkan disiplin protokol kesehatan dan pemerintah melakukan deteksi dini melalui testing.
"Ini (cakupan vaksinasi) yang harus dikejar. Kita sudah on track, tapi sembari menunggu masa itu, kita harus jaga dengan perilaku 5M, dan pemerintah juga menjaga konsistensi surveilansnya dengan deteksi dini," jelas Dicky.
Baca juga: Kasus Covid-19 pada Anak Meningkat 160 Persen di Malaysia, Bagaimana di Indonesia?
"Kalau kita semua disiplin, puasa besok itu kita bisa lakukan aktivitas, relatif tenang, dengan protokol kesehatan yang ketat. Tidak mesti ada PPKM Darurat, tidak, karena risikonya membaik puasa ini," jelas dia.
Begitu juga dengan mudik Lebaran yang sebelumnya selalu dilarang, akibat tingginya risiko penularan Covid-19.
Lebaran nanti, diperkirakan Dicky, masyarakat dimungkinkan melakukan pergerakan.
Kendati demikian, masyarakat tetap diharapkan bersabar dan menahan diri tidak mudik.