KOMPAS.com - Banjir lagi-lagi menerjang ibu kota Jakarta. Setidaknya ada 102 RT di Jakarta yang terendam banjir pada Rabu (19/1/2022) sore.
Perinciannya 93 titik banjir berada di Jakarta Barat, dan 9 RT di Jakarta Utara.
Akibat banjir tersebut, 1.194 jiwa dari 310 kepala keluarga harus mengungsi karena rumahnya terendam banjir.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Dudi Gardesi mengatakan, banjir yang terjadi di 102 RT di Jakarta Barat dan Jakarta Utara pada Rabu (19/1/2022) terjadi karena curah hujan yang tinggi.
Baca juga: Saat Curah Hujan Ekstrem Dituding Jadi Penyebab Banjir Jakarta di Awal 2020...
Lantas, mungkinkah Jakarta terbebas dari banjir?
Ahli Geodesi dari Institut Teknologi Banung (ITB) Heri Andreas mengatakan, masih ada kemungkinan bagi Jakarta untuk terbebas dari banjir.
“Mungkin saja,” jawab Heri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/1/2022).
Jakarta bisa terbebas dari banjir, menurutnya apabila mengambil langkah-langkah yang tepat.
Secara sederhana ada tiga hal yang berperan dalam terjadinya suatu banjir. Yakni curah hujan, penyerapan, serta daya tampung.
Baca juga: Mengatasi Banjir Jakarta, dari Raja Purnawarman, Jokowi-Ahok, hingga Anies Baswedan
Terkait curah hujan, menurutnya adalah sesuatu yang memang sulit untuk ditolak karena sudah menjadi siklus alam.
Namun yang perlu diperhatikan menurutnya adalah terkait dua hal yakni penyerapan, dan daya tampung.
Adapun daya tampung adalah yang paling harus mendapat perhatian.
“Kasus di kota besar, mengharap penyerapan, tak akan lebih efektif dibandingkan menyediakan daya tampung,” kata Heri.
“Kalau di Jakarta apakah persiapan daya tampung optimal, kita lihat belum,” lanjut dia.
Baca juga: Media Sosial dan Banjir Jakarta...
Menurutnya, sebagaimana dilakukan oleh Jepang maupun negara lain seperti Filipina maupun Thailand, memperbesar daya tampung terbukti menunjukkan hasil yang baik dalam pengendalian banjir.