Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk 55 Tahun ke Atas, Perubahan Cara Berjalan adalah Tanda Awal Demensia

Kompas.com - 10/01/2022, 18:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Gejala atau tanda awal dari demensia bisa bermacam-macam, salah satunya adalah perubahan dari cara berjalan.

Demensia adalah penyakit karena proses penuaan yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir.

Demensia bukan penyakit spesifik atau tunggal, melainkan sekelompok kondisi gangguan kesehatan yang ditandai dengan penurunan dua fungsi otak, yaitu kemampuan untuk mengingat dan kemampuan untuk menilai.

Demensia yang biasa disebut juga dengan pikun ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada level parah, lansia yang pikun akan berbahaya jika keluar dari rumah dan terpisah dari orang-orang yang mengenalnya.

Baca juga: Ingin Anak Lebih Cerdas? Atur Pola Makannya Menjadi Seperti Ini

Gejala demensia dari cara berjalan

Melansir dari Best Life, demensia biasanya mulai menyerang mereka yang berusia 55 tahun ke atas.

Ilustrasi pikun, demensiaSHUTTERSTOCK/fizkes Ilustrasi pikun, demensia
Efek dari penuaan ini memang menakutkan, karena seseorang bisa kehilangan memori akan banyak hal, termasuk nama orang-orang terdekat dan peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya.

Gejala awal dari demensia bisa sangat samar sehingga nyari tak terdeteksi. Namun menurut penelitian, gejala awal dari demensia bisa dilihat dari perubahan cara berjalan kita.

Jadi untuk usia 55 tahun ke atas, cermati cara berjalan Anda. Jika Anda melihat ada perubahan dari gaya berjalan atau kecepatan Anda dalam berjalan, bisa jadi Anda mulai terganggu demensia.

Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan oleh jurnal Alzheimer Association mengaitkan antara gaya berjalan dengan tanda-tanda penyakit Lewy Body Disease (LBD) dan alzheimer, dua penyakit yang sama-sama ditandai oleh adanya demensia atau pikun.

Baca juga: Kopi Bisa Mencegah Stroke dan Pikun? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Penelitian tersebut melibatkan 110 partisipan, dengan 45 orang mengidap LBD, 36 orang mengidap alzheimer, dan 29 sisanya tanpa kedua penyakit tersebut.

Semua kategori diminta berjalan dalam sebuah karpet untuk diamati gaya berjalannya, kecepatan berjalannya, dan berapa jarak antar langkah per langkah yang ada.

Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa kategori yang mengidap alzheimer memiliki cara berjalan yang berbeda dibanding lansia yang tak mengidap alzheimer.

Kecepatan berjalan mereka lebih lambat, dan kedua kaki berada terlalu lama di tanah sebelum akhirnya diangkat untuk melangkah.

Baca juga: Tips Meminimalkan Kerutan Wajah di Usia 50 Tahun

Dari hasil penelitian tersebut, ilmuwan merasa sangat puas karena akhirnya bisa mendeteksi datangnya pikun sedari dini.

Jika terdeteksi lebih cepat, maka demensia atau pikun juga bisa diatasi dengan lebih maksimal dan tepat.

Ilmuwan berharap akan ada penelitian lebih lanjut yang bisa menjadi acuan penerapan diagnosis jenis demensia dengan lebih akurat. Karena obat-obatan khusus untuk demensia seperti antipsychotics, bisa sangat berbahaya diberikan kepada penderita demensia karena LBD. 

Riona McArdle, PhD, dari Universitas Newcastle menyebutkan bahwa deteksi demensia sedari dini bisa menyiapkan pasien dan keluarga pasien untuk menata hidup dan merencanakan penanganan dengan lebih siap.

Baca juga: 5 Manfaat Suplemen Vitamin D untuk Usia 50 Tahun ke Atas

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com