KOMPAS.com - Sebagian dari orangtua seringkali mengoleskan minyak telon dan mengusapkan bedak di area kulit bayi setelah memandikannya.
Bedak biasa diusapkan di sejumlah area, seperti di lipatan paha atau selangkangan yang biasanya tertutup diapers.
Salah satu tujuannya adalah untuk menyerap keringat dan mencegah terjadinya ruam di kulit bayi akibat lembab.
Namun, amankah penggunaan bedak tabur pada seorang bayi? Berikut tips penggunaannya:
Baca juga: Jangan Buang Sisa Bedak Bayi, Bisa Digunakan sebagai Sampo Kering
Melansir USA Today (20/5/2020), masih jadi perdebatan penggunaan bedak tabur memicu risiko kanker, khususnya kanker ovarium.
Namun, ahli onkologi ginekologi Stephanie Wethington, tidak yakin bedak menjadi penyebab kanker ovarium pada wanita.
Dia memang merekomendasikan penggunakan produk sabun tanpa pewangi pada area perineum daripada bedak bayi, tetapi itu tidak ada hubungannya dengan risiko kanker ovarium.
Menurut dia, bedak cenderung hanya menyebabkan iritasi.
Sementara itu, The American Cancer Society mencatat ada penelitian lain yang menggunakan metode berbeda, menyebut hanya terjadi sedikit peningkatan risiko kanker ovarium dari penggunaan bedak pada bayi.
Penggunaan yang dimaksud adalah penggunaan bedak di daerah kemaluan bayi perempuan.
Mengutip Parents.com, (24/6/2020), secara umum bedak masih dinyatakan aman untuk digunakan pada seorang bayi.
Namun, ada hal yang perlu dipahami. Bedak memang aman, dengan catatan harus waspada dalam pengaplikasiannya.
Jika pun bukan kanker, penggunaan bedak pada bayi bisa mengganggu fungsi paru-paru mereka.
Butiran bedak bayi yang sangat lembut bisa saja terhirup saat digunakan di sekitar wajah atau badan bayi dan berakhir di paru-paru mereka.
"Orang yang menggunakan bedak bayi dalam jumlah besar, terutama di sekitar wajah bayi, berisiko anak akan menghirup partikel halus ini ke paru-paru," kata Joel Kahan, direktur pediatri di Syosset Hospital di New York.